NASIONAL
NASIONAL

Pantesan 90 Persen Tambang Nikel Dikuasai Cina, Karena Xi Jinping Itu Kakak Besar?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Pegiat media sosial Lukman Simandjuntak menyoroti anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Demokrat Zulfikar Hamonangan yang mencecar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif soal fakta bahwa 90 persen tambang nikel Indonesia dikuasai China.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Hal tersebut ditanggapi Lukman Simandjuntak melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Lukman Simandjuntak menyinggung soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Baca Juga: Ahmad Dhani Beberkan Alasan Prabowo Subianto Gabung dalam Pemerintahan Jokowi, Ternyata Ada Ketakutan Gerindra Soal Ini

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Lukman Simandjuntak mengatakan bahwa pernyataan dari anggota DPR ke Menteri ESDM seakan memperjelas soal Jokowi yang menyebut Xi Jinping dengan sebutan “kakak besar”.

“Pantesan skr disebut sbg Kakak Besar, wong 90 persen tambang nikel dikelola kakak,” ungkap Lukman Simandjuntak melalui akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (23/11).

Berita Lainnya:
Kuasa Hukum Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Bakal Adukan KPK ke DPR dan Menko Budi Gunawan

Sementara itu, Zulfikar menekankan jangan terlalu percaya diri Indonesia bisa menjadi produsen nomor satu baterai lithium jika hanya mengandalkan nikel.

Pasalnya, penggunaan lithium adalah hal utama yang harus dipikirkan.

Ia menegaskan meski dibilang ada larangan ekspor bahan mentah, faktanya jika dicek di lapangan ada proses ekspor nikel besar-besaran. Zulfikar pun menyinggung Cina mengantongi pendapatan Rp450 triliun per tahun hasil dari nikel di Indonesia.

“90 persen tambang nikel yang ada di Indonesia itu dikuasai Cina, Pak Menteri. Bahkan, benar atau tidaknya, pajaknya pun dibebaskan 30 persen. Ini kebijakan-kebijakan yang aneh. Sementara, perusahaan-perusahaan pribumi banyak tersingkirkan, izin-izin mereka dicabut,” katanya dalam Rapat Kerja di Komisi VII DPR RI, Senin (21/11).

Berita Lainnya:
ASN Berpotensi Dikerahkan Ikuti Pilihan Jokowi

Lebih lanjut, Zulfikar menjelaskan bahwa sungguh aneh Cina bisa menguasai 90 persen tambang nikel hingga smelter di Indonesia. Sementara, orang pribumi tersingkir ketika tanah-tanah yang dipakai tersebut adalah tanah rakyat.

Kemudian, Arifin Tasrif mengatakan bahwa hilirisasi nikel adalah suatu kewajiban untuk meningkatkan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja Indonesia. Namun, ia tak buka suara soal pernyataan Zulfikar soal 90 persen tambang nikel di RI yang dikuasai Cina.

“Saat ini industri turunan dari nikel baru pada tahap nikel pig iron yang kita proses, kemudian kita masuk ke ferro nickel, dan arah hilirisasi kita nanti kita harus bisa menghasilkan precursor. Precursor adalah suatu bahan atau komponen yang mengandung nikel yang dibutuhkan untuk baterai,” jelas Arifin dalam rapat.

Sumber: wartaekonomi.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya