ASIAINTERNASIONAL

Berkumpul di Lapangan Kemerdekaan, Ribuan Warga Sri Lanka: Gotabaya Telah Gagal

image_pdfimage_print

KOLOMBO – Unjuk rasa besar-besaran kembali terjadi di Sri Lanka, dengan warga menuntut mundurnya pemerintah di tengah krisis ekonomi hebat.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Ribuan pendukung partai oposisi Sri Lanka melakukan aksi unjuk rasa di Lapangan Kemerdekaan Kolombo pada Minggu (1/5).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Banyak yang membawa bendera Sri Lanka dan mengenakan ikat kepala bertuliskan “Gota Pulanglah”. Itu menjadi salah satu seruan para pengunjuk rasa agar Presiden Gotabaya Rajapaksa mundur dari jabatannya.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Begitu banyak orang menderita karena biaya bahan bakar dan makanan. Ada antrean untuk semuanya. Gotabaya adalah presiden yang gagal,” kata seorang dosen, Sunil Shantha, seperti dikutip Reuters.

Berita Lainnya:
Jajanan La Tiao Asal China Dihentikan Sementara Peredarannya, 4 dari 73 Produk yang Beredar Mengandung Bakteri Bacillus Cereus
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Selain Rajapaksa, kakak laki-lakinya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa juga didorong untuk mundur. Sebaliknya, keduanya menolak untuk menanggalkan jabatan dan menyerukan dibentuknya pemerintahan persatuan, yang langsung ditolak oleh oposisi.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Saya sekali lagi mengundang semua pemimpin partai politik di (Sri Lanka) untuk mencapai konsensus atas nama rakyat. Ini keinginan tulus saya untuk meminta orang-orang untuk bergandengan tangan untuk mengarahkan perjuangan pro-rakyat mengesampingkan perbedaan politik,” kata Rajapaksa di Twitter.

Berita Lainnya:
Medvedev: Ancaman Nuklir Rusia Serius, Hindari Perang Dunia Ketiga!
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Ekonomi Sri Lanka terpukul keras oleh pandemi dan pemotongan pajak oleh pemerintahan Rajapaksa.

Berkurangnya cadangan mata uang asing telah membuat Sri Lanka berjuang untuk membayar impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Situasi ini membuat ribuan orang turun ke jalan dalam protes harian yang terkadang berujung bentrok.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya