STOCKHOLM – Beberapa minggu lalu Swedia disorot oleh seluruh Muslim di dunia akibat salah seorang warga negaranya, Rasmus Paludan, membakar kitab suci umat Islam tersebut di hadapan kedutaan Turki di Stockholm. Aksi provokasi keji yang berlindung di balik kebebasan berpendapat dan ekspresi itu ternyata sudah terjadi berkali-kali sebelumnya di berbagai tempat berbeda.
Wakil Ketua Partai Nuansa Swedia, Caroline Kassem menjelaskan dengan singkat kepada publik latar belakang tindakan Islamofobia yang terjadi belakang ini di negaranya itu pada sebuah demo manifesto di Coin Square, Stockholm. Caroline bahkan memberikan contoh bahwa tindakan membakar sebuah kitab suci manapun ternyata tidak dibenarkan di negara tetangganya Swedia yaitu Finlandia.