BANDA ACEH – Sebanyak 34 pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dari berbagai perguruan tinggi Indonesia berkumpul di Universitas Syiah Kuala untuk membahas berbagai tantangan dunia pendidikan saat ini.
Seluruh pimpinan tersebut berkumpul dalam kegiatan pertemuan Forum Komunikasi pimpinan FKIP Negeri se-Indonesia (FORKOM) sejak tanggal 9-12 Maret 2023 di FKIP USK, Banda Aceh, Jumat (10/3/2023) kemarin.
Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Prof M. Faiz Syuaib, yang hadir sebagai salah satu pemateri kegiatan ini mengatakan, Indonesia adalah besar yang memiliki sumber daya yang lengkap. Baik itu Sumber daya alam, hayati dan lainnya.
Hanya saja, semua kekayaan tersebut tidak ada artinya jika hanya dihitung namun tidak dimanfaatkan untuk pembangunan bangsa. Semua potensi sumber daya tersebut harus bisa dikonversikan menjadi produk.Oleh sebab itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar terkait hal ini, yaitu melahirkan generasi unggul Indonesia yang inovatif sehingga mampu mengelola semua sumber daya tersebut.
Menurutnya, SDM yang inovatif ini tidak cukup sekadar ada, tapi kuantitasnya juga harus banyak. Karena itulah, kampus harus mampu untuk terus menguatkan institusinya.“Inilah tanggung jawab perguruan tinggi. Karena kampus mengajarkan peserta didik dengan kualifikasi tertinggi, maka pengajarnya juga harus memiliki kompetensi tertinggi,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor USK Prof Marwan yang turut menjadi pemateri pada kesempatan ini, menyampaikan sejumlah strategi yang USK jalankan untuk pengembangan USK.
Termasuk di antaranya keberhasilan FKIP USK yang mampu meraih akreditasi unggul dengan jumlah terbanyak di kampus ini, yaitu 9 program studi (prodi) unggul dari 11 prodi yang diusulkan.Menurut Rektor, keberhasilan tersebut merupakan kerja kolektif segenap sivitas akademika USK. Karena itulah, komitmen pimpinan menjadi kata kunci keberhasilan sebuah perguruan tinggi untuk mewujudkan target kinerjanya.
Sebab dirinya menilai, banyak yang mengira akreditasi ini hanya kepentingan pimpinan sehingga dosen maupun mahasiswa merasa tidak merasa antusias untuk mewujudkan upaya peningkatan akreditasi tersebut.
“Padahal, manfaatnya akreditasi ini untuk semua. Jadi, komitmen pimpinan di sini menjadi penting. Karena hal tersebut akan turut memotivasi semua elemen kampus,” ucapnya.[]