BANDA ACEH – Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menilai, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan menjadi dwi tunggal seperti Ir Soekarno dan Muhammad Hatta.
Hal itu diungkapkan Said Abdullah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 19 Oktober 2023 pagi. Ia mengomentari pilihan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan para ketua umum partai pengusung pada sosok Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.
“Ganjar Pranowo – Mahfud MD tipologi eksekutorial. Keduanya tegas mengambil sikap keberpihakan terhadap rasa keadilan. Ganjar pengurai benang kusut, Mahfud pemikir yang mendobrak status quo,” jelas Said Abdullah.
Menurut Said, Ganjar Pranowo telaten berada bersama rakyat, terutama di berbagai kasus kasus rakyat.
“Satu per satu kasus rakyat, meskipun ia terkadang terkena hawa panasnya, mampu ia selesaikan dengan memartabatkan semuanya,” jelas Said Abdullah.
Sementara untuk sosok Mahfud MD, politisi asal Madura itu menilai, Mahfud MD mampu mendobrak persekongkolan dan status quo di dalam kekuasaan.
“Ia kerap menggunakan langkah seribunya Gus Dur untuk membuat perubahan perubahan dari dalam, dari dulu hingga kini, dimanapun beliau bertugas,” imbuhnya.
Keunggulan lain dari pasangan Ganjar-Mahfud MD sehingga keduanya adalah dwi tunggal, lanjut Said, Ganjar adalah seorang orator seperti Bung Karno. Sementara Mahfud MD adalah seorang pemikir layaknya Bung Hatta.
“Ganjar bergumul dengan massa rakyat. Kehadirannya senantiasa dinanti dan berpeluk erat dengan rakyat bawah. Sementara Mahfud menjadi oase di kalangan cerdik pandai. Pikiran-pikirannya menggerakkan pembaharuan di kalangan intelektual,” tegas Said.
Dia meneruskan, “Ganjar-Mahfud duet pemimpin yang saling melengkapi, menyempurnakan niat ibadahnya untuk memimpin kita semua, membawa Indonesia sebagai tanah dan negeri yang dijanjikan.”
Selain itu, ke-dwitunggal-an Ganjar dan Mahfud juga tercermin dari ideologi keduanya. Ganjar, kata Said, adalah nasionalis sejati, sedangkan Mahfud MD adalah religius sejati. Namun keduanya sama-sama lahir dari rakyat jelata.
“Mereka sama-sama bukan keturunan priyayi, merangkak dari bawah, menjalani pasang-surutnya kehidupan. Ganjar dibesarkan dari keluarga polisi berpangkat rendah yang sederhana, namun penuh disiplin. Mahfud lahir dari keluarga santri yang membawakan Islam Wasathiyah,” pungka Said.
Sumber: PDIP-ganjar-mahfud-dwi-tunggal-seperti.html”>Gelora