NASIONAL
NASIONAL

Fahri Hamzah Sebut Dalam Demokrasi Tidak Ada Istilah Melanggengkan Kekuasaan

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menegaskan bahwa dalam sistem demokrasi rakyat punya hak untuk memilih dan menentukan pemenang kontestan pemilu.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Fahri menepis adanya istilah melanggengkan kekuasaan seperti yang selama ini digaungkan lawan Politik Prabowo-Gibran.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Tidak ada istilah melanggengkan kekuasaan dalam demokrasi, semuanya itu adalah elected by the people, jadi semua itu dipilih oleh rakyat,” kata Fahri dalam diskusi Polemik Trijaya “Suhu Politik Pasca Putusan MK” dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu, 28 Oktober 2023.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dia mencontohkan sejumlah kontestan pemilu yang memiliki pertalian darah dengan pejabat publik tak serta merta keluar sebagai pemenang.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Fahri pun mempertanyakan alasan publik jika tidak memilih Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024 karena merupakan putra sulung Presiden Joko WIdodo.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Kalau orang memilih Mahfud MD, kalau orang memilih Pak Anies, kenapa orang enggak boleh memilih Gibran? Apakah hak warga negara harus dipotong karena dia adalah anak pejabat?” tuturnya.

Berita Lainnya:
Bupati Konsel Sultra Blak-blakan Copot Camat di Tengah Viral Kasus Guru Supriyani: Ini Alasannya
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Dia mencontohkan sejumlah kontestan pemilu yang memiliki pertalian darah dengan pejabat publik tak serta merta keluar sebagai pemenang. 

“Ada banyak anak-anak pemimpin pada masa lalu yang dikalahkan rakyat. Saya sering bilang keponakan Pak JK (Jusuf Kalla) kalah dengan kotak kosong, anaknya Pak Ma’ruf Amin di Tangerang dikalahkan,” ucapnya.

Untuk itu, dia meminta agar para kontestan Pilpres 2024 tidak takut bertarung dengan alasan tersebut.

“Jadi akhirnya jangan kemudian takut bertarung,” katanya.

Dia meyakini Presiden Jokowi akan bersikap netral pada Pilpres 2024 karena sang anak berbeda koalisi dengan partai politik yang diduduki Jokowi saat ini, yakni PDI Perjuangan.

“Kalau ini kan masih berjarak pada orang lain, yang akan menjadi presiden kan bukan Gibran, presidennya Prabowo, Prabowo itu partainya lain dengan Pak Jokowi, koalisi yang dibentuk juga lain,” kata dia.

Berita Lainnya:
Profil Robi Nurhadi, Presiden Partai Perubahan yang Capreskan Anies Baswedan

Sebelumnya, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendaftar secara resmi ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada hari terakhir pendaftaran, Rabu, 25 Oktober 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Sumber: Gelora


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya