Jumat, 15/11/2024 - 22:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

2024, Siapa pun Presidennya, Jokowi Belum Tentu Aman

image_pdfimage_print

Penulis: Tony Rosyid**

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

KEKUASAAN itu tidak abadi. Ada waktunya untuk berganti. Di Indonesia, jatah waktu berkuasa hanya sepuluh tahun. Dua periode. Tidak lebih.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Presiden Joko WIdodo alias Jokowi, walaupun berupaya didorong untuk tiga periode atau 15 tahun atau tunda pemilu, tetapi gagal. Oktober 2024 nanti, Jokowi turun. Presiden baru menggantikannya.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Entah itu Anies Baswedan, Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo. Siapa pun yang jadi presiden nanti, tidak ada yang menjamin Jokowi turun dengan aman.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Kekuasaan punya logikanya sendiri. Lihat Jokowi ketika jadi cagub DKI, ia membungkuk dan cium tangan Prabowo. Saat ini, Jokowi presiden dan Prabowo menteri pertahanan. Situasinya berbalik. Prabowo yang hormat dan menunduk kepada Jokowi. Begitulah Politik. Siapa yang berkuasa, dialah yang paling kuat dan punya wibawa. Di tangannya, ada otoritas untuk menundukkan orang lain.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Turun dari istana, Jokowi akan jadi rakyat biasa. Tak lebih dari anda. Ia pun nanti akan menunduk kepada presiden selanjutnya. Hukum politik akan berlaku. Momen Prabowo yang akan jadi presiden. Prabowo pegang kendali.

Berita Lainnya:
Jangan Pilih Calon Mulyono
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Saat itu, Jokowi bukan siapa-siapa lagi. Prabowo punya kewenangan legal, termasuk untuk memperlakukan Jokowi sesuai kewenangannya. Bagaimana dengan Gibran? Dia wakil. Seperti layaknya wakil presiden lainnya. Lihat Jusuf Kalla dan Kiai Ma’ruf Amin. Tidak banyak peran. Karena tanda tangan ada di presiden. Semua keputusan, presiden yang berwenang.

Apalagi jika presidennya Ganjar Pranowo. Apa yang akan dilakukan Megawati Soekarnoputri dan PDIP terhadap Jokowi dan Gibran? Anda bisa bayangkan “perasaan” Megawati saat ini. Kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati memberi catatan sejarah yang sangat serius.

Apalagi kepada Jokowi yang dua kali dicalonkan sebagai walikota, sekali sebagai calon gubernur dan dua kali sebagai calon presiden. Anak dan menantu Jokowi, keduanya dicalonkan sebagai walikota dan jadi. Lalu, setelah semua didapatkan, dengan segala kekuatan dalam kendali, Jokowi tinggalkan Megawati. Kalau jadi Megawati, apa yang akan anda lakukan?

Bagaimana kalau presidennya Anies Baswedan? Anies Baswedan adalah sosok pemimpin yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan lainnya. No benci, No dendam. Itulah Anies. Tapi soal aturan hukum, manusia satu ini sulit diajak kompromi.

Berita Lainnya:
Ikan Busuk dari Kepalanya, Benarkah?

Anda sudah bisa bayangkan jika Anies Baswedan Jadi presiden. Akan ada proses penertiban, seperti Anies menertibkan pulau reklamasi dan Alexis. Akan banyak aset milik negara yang lepas, akan diminta kembali secara hukum.

Lalu, bagaimana Jokowi di pemerintahan Anies Baswedan? Jokowi adalah warga Indonesia, berlaku hukum dan aturan sebagaimana untuk umumnya rakyat Indonesia. Tanpa perbedaan dan tanpa diskriminasi. Aturan hukum berlaku untuk siapapun.

Saat ini, di akhir jabatannya, Jokowi punya kesempatan terbaik untuk menertibkan kepemimpinannya. Caranya? Netral dalam pemilu. Tidak ikut cawe-cawe. Instruksikan kepada seluruh aparat negara, terutama Polri, TNI dan penjabat kepala daerah untuk netral. Tindak mereka yang ikut cawe-cawe. Ini cara paling ampuh untuk mengakhiri jabatan dengan baik.

Rakyat akan apresiasi dan simpatik. Dengan begitu, Jokowi turun sebagai seorang negarawan.

Jadi, yang menyelamatkan dan membuat aman Jokowi adalah dirinya sendiri. Bukan presiden penggantinya.

**). Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa


Reaksi & Komentar

لِّلَّذِينَ يُؤْلُونَ مِن نِّسَائِهِمْ تَرَبُّصُ أَرْبَعَةِ أَشْهُرٍ ۖ فَإِن فَاءُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ البقرة [226] Listen
For those who swear not to have sexual relations with their wives is a waiting time of four months, but if they return [to normal relations] - then indeed, Allah is Forgiving and Merciful. Al-Baqarah ( The Cow ) [226] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi