Sabtu, 16/11/2024 - 12:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALPALESTINA

Bicara Pembantaian oleh Teroris Israel kepada Warga Gaza, Abu Salem: Hidup atau Mati, Menyerah Bukan Pilihan

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Seorang sukarelawan di RS Shuhada Al-Aqsa, Mohammad Abu Salem, mengatakan pembantaian oleh tentara Israel terhadap warga Gaza adalah kenyataan sehari-hari yang harus dihadapi.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Abu Salem bergabung sebagai sukarelawan pada 19 Oktober 2023.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Ia adalah lulusan fisioterapi Universitas Islam di Gaza.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Saya tahu bekerja di rumah sakit pada umumnya akan sangat sibuk, namun bekerja di rumah sakit selama perang berada pada level yang berbeda,” kata pria berusia 25 tahun ini kepada AlJazeera.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Anda tidak tahu apa yang akan terjadi besok, apakah Anda akan hidup atau mati. Tapi, menyerah bukanlah suatu pilihan.”

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Departemen fisioterapi menangani semua pasien setelah perawatan awal di ruang gawat darurat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Setelahnya, departemen fisioterapi melanjutkan ke departemen lain seperti unit bedah atau bagian pediatrik.

Abu Salem berbicara kepada pasien, termasuk saudara laki-lakinya yang juga menjadi korban serangan, tentang sifat luka mereka, komplikasi yang mungkin timbul, dan cara menghindari risiko tersebut.

Ia beruntung bisa merawat sendiri saudara laki-lakinya yang mengalami luka ringan.

Meski demikian, Abu Salem tak menampik, mengobati orang yang dikenalnya cukup membuat stres.

“Suatu hari saudara laki-laki saya sendiri mengalami cedera – untungnya tidak serius,” katanya.

“Tetapi stres saat merawat orang yang Anda kenal, bisa sangat melemahkan.”

Berita Lainnya:
Geng Negara Barat Kuliahi China tentang HAM, Beijing: Ngaca soal Gaza!

“Saya Hanya Berharap Keluarga Saya Tetap Hidup”

Dokter muda bernama Abdelrahman Abu Shawish, tak menyangka akan menjalani ‘peran’ penting sesaat setelah lulus dari sekolah kedokteran Universitas Azhar, Gaza.

Saat ini, Abu Shawish yang menjadi sukarelawan di departemen bedah di RS Shuhada Al-Aqsa, harus membuat keputusan penting untuk hidup pasiennya.

Dikutip dari AlJazeera, Abu Shawish harus memutuskan apakah korban luka memerlukan amputasi seluruhnya atau sebagian anggota tubuhnya.

Padahal, ia baru bergabung sebagai sukarelawan pada 10 Oktober 2023, tiga hari setelah eskalasi militer meningkat.

Ia mengaku kondisi para korban luka akibat serangan Israel, sama seperti periode sebelumnya.

Meski demikian, menurut dia, jenis luka yang didapat korban berbeda, termasuk jenis peluru yang mengenai mereka.

“Cedera (luka) yang saya lihat dalam perang (Mei) 2021, kurang lebih terlihat sama,” kata dia.

“Tetapi, kali ini, saya telah melihat begitu banyak jenis yang berbeda. Mulai dari luka bakar dengan tingkat yang berbeda-beda, anggota tubuh yang diamputasi, hingga laserasi yang dalam dan berbagai jenis pecahan peluru.”

RS Shuhada Al-Aqsa, yang seharusnya hanya melayani pusat kota Deir el-Balah, telah menjadi fasilitas perawatan utama di Jalur Gaza.

Lantaran, rumah sakit di Kota Gaza dan Gaza utara hancur total.

Hampir dua pertiga dari rumah sakit di Jalur Gaza – 26 dari 35 rumah sakit – telah berhenti berfungsi usai berminggu-minggu pemboman Israel di wilayah tersebut.

Berita Lainnya:
Negara-Negara Muslim: Al-Aqsa Garis Merah Kami!

Selain itu, pengepungan total yang dilakukan Israel terhadap Gaza, menyebabkan rumah sakit kehabisan bahan bakar, listrik, dan air bersih.

“Persediaan medis kami sangat terbatas,” ujar Abu Shawish.

“Saat puluhan orang terluka datang ke rumah sakit karena serangan Israel, kami sering tidak dapat merawat mereka semua sekaligus karena kami perlu mensterilkan peralatan. Kami tidak punya cukup (peralatan medis).”

Kurangnya sumber daya membuat dokter tidak dapat berbuat lebih dari jumlah minimum yang diperlukan untuk menjaga pasiennya tetap hidup.

Perawatan yang semestinya juga tidak mungkin dilakukan.

“Kami tidak dapat mengeluarkan seluruh pecahan peluru dari tubuh orang yang terluka, hanya (merawat) bagian yang mengancam nyawa mereka (saja),” beber Abu Shawish.

“Tapi, pecahan peluru juga berbahaya, bisa menyebabkan infeksi dan menyebabkan kegagalan banyak organ, tapi kami berharap hal ini (pecahan peluru di dalam tubuh korban) dapat ditindaklanjuti setelah perang selesai.”

Buntut serangan Israel yang membumihanguskan Gaza, membuat Abu Shawish harus mengubur dalam-dalam mimpinya.

Yang terpenting baginya saat ini adalah keluarganya tetap hidup.

“Saya mempunyai impian besar sebelum perang, tetapi sekarang saya hanya berharap saya dan keluarga saya tetap hidup,” tandas dia.

1 2

Reaksi & Komentar

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ البقرة [187] Listen
It has been made permissible for you the night preceding fasting to go to your wives [for sexual relations]. They are clothing for you and you are clothing for them. Allah knows that you used to deceive yourselves, so He accepted your repentance and forgave you. So now, have relations with them and seek that which Allah has decreed for you. And eat and drink until the white thread of dawn becomes distinct to you from the black thread [of night]. Then complete the fast until the sunset. And do not have relations with them as long as you are staying for worship in the mosques. These are the limits [set by] Allah, so do not approach them. Thus does Allah make clear His ordinances to the people that they may become righteous. Al-Baqarah ( The Cow ) [187] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi