Kamis, 19/09/2024 - 08:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Kabar Baik yang Ditunggu di Penghujung 2023, Netanyahu Segera Diadili sebagai Penjahat Perang

ADVERTISEMENTS
PON XXI Pekan Olahraga Nasional ACEH-SUMUT 8-20 September 2024 dari Bank Aceh
image_pdfimage_print

Penulis: Mega Simarmata**

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

DI hadapan parlemen Turki pada pekan ini, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan pernyataan sangat keras tentang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Presiden Erdogan dengan sangat emosi mengatakan Netanyahu adalah “penjagal Gaza”, dan sengaja menyebarkan antisemitisme di seluruh dunia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati HARDIKDA - Hari Pendidikan Daerah

Tak cuma ini, Presiden Erdogan jugalah pemimpin dunia pertama yang secara lantang mengatakan bahwa ia akan menyeret Netanyahu sebagai penjahat perang ke Mahkamah Internasional.

Mungkinkah itu terjadi?

Sangat mungkin. Dan memang bisa terjadi!

Mengutip tulisan Pengamat Hukum Internasional Gulardi Nurbintoro di Kumparan edisi 20 Februari 2019, “4 Hal yang Wajib Diketahui tentang Mahkamah Internasional”, dijelaskan disitu bahwa Mahkamah Internasional berdiri sejak tahun 1945 sebagai salah satu dari enam organ utama Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Piagam PBB kemudian menegaskan bahwa setiap Negara Anggota PBB secara ipso facto merupakan Anggota Mahkamah Internasional.

Masih mengutip tulisan Pengamat Hukum Internasional Gulardi Nurbintoro, selain mengacu pada Piagam PBB, tugas dan fungsi Mahkamah Internasional juga diatur dalam Statuta Mahkamah Internasional. Dalam Statuta inilah, yakni Pasal 34, tertulis ketentuan bahwa hanya negara yang bisa menjadi pihak dalam suatu perkara di Mahkamah Internasional.

Dengan demikian, individu tidak bisa mengajukan gugatan ataupun diadili di Mahkamah Internasional.

Berita Lainnya:
Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Adapun lembaga peradilan internasional yang dapat mengadili individu atas kejahatan internaasional seperti agresi, kejahatan perang, genosida, dan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court) yang juga berkedudukan di Belanda, demikian ditulis Pengamat Hukum Internasional Gulardi Nurbintoro.

Jadi, jika Turki berinisiatif mengajukan perkara tentang Kejahatan Perang Israel di Jalur Gaza maka pintu sangat terbuka untuk menggiring Netanyahu di Pengadilan Internasional.

Dan bila Turki menggugat Israel di Mahkamah Internasional maka hanya dua nama yang layak diajukan untuk diadili yaitu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Mengapa hanya mereka berdua yang patut diajukan namanya?

Karena dalam perang yang berkecamuk saat ini, semua perintah 100 persen kepada IDF atau Israel Defence Forces yang dipimpin Kepala Staf Herzi Halevi, Dinas Rahasia Israel Mossad yang dipimpin David Barnea, Dinas Keamanan dan Intelijen Dalam Negeri Shin Bet yang dipimpin Ronen Bar dan Kepolisian Israel yang dipimpin Kobi Shabtai, berasal dari dua orang ini yaitu Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant.

Dan kini, setelah gencatan senjata telah berlangsung selama 7 hari, perang bukannya kian reda.

Tapi Netanyahu malah sudah sesumbar akan melanjutkan perang dan memerintahkan kepada Dinas Rahasia Mata Mata Israel Mossad agar seluruh Pimpinan Hamas di luar negeri harus ditangkap dah diseret ke Israel, antara lain Khaled Meshaal dan Ismail Haniyeh.

Berita Lainnya:
Suasana Khidmat 20 Oktober 2024 Tidak Boleh Dikotori Sosok Gibran Tertuduh Fufufafa

Bibi, panggilan Netanyahu, seakan menemukan zona aman dirinya bersembunyi dibalik topeng perang agar terhindar dari ancaman penggulingan yang terus diterapkan rakyat Israel setiap hari lewat aksi demonstrasi sejak 9 bulan ditahun 2023 ini yaitu dari Januari sampai September 2023.

Demonstrasi itu tidak cuma di ikuti warga Israel. Tetapi sejumlah tokoh penting Israel terus menerus ikut serta memberikan dukungan dan hadir langsung dalam aksi aksi demo selama 9 bulan. Mereka antara lain adalah Pemimpin Oposisi Israel Yair Lapid, Mantan Presiden Israel Reuven Rivlin dan Mantan Menlu Israel Tzipi Livni.

Dan di media media lokal Israel, dua tokoh penting dalam dunia Intelijen Israel ikut mengkritik Netanyahu dengan sangat keras dan tajam yaitu Mantan Direktur Mossad Tamir Pardo dan Mantan Direktur Mossad Yossi Cohen.

Dengan memilih untuk melanjutkan perang sampai setahun ke depan (sesuai pernyataan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant), Netanyahu lebih memilih bersembunyi di balik berkecamuknya perang.

Suami dari Sara Netanyahu ini diduga memang sangat ketakutan dan tak sanggup menghadapi aksi aksi demonstrasi yang menuntutnya mundur.

1 2

Reaksi & Komentar

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِن تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا الكهف [39] Listen
And why did you, when you entered your garden, not say, 'What Allah willed [has occurred]; there is no power except in Allah '? Although you see me less than you in wealth and children, Al-Kahf ( The Cave ) [39] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi