Sabtu, 16/11/2024 - 16:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Apa Penyebab Ganjar-Mahfud Keok di ‘Kandang Banteng’, tapi PDIP Menang?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Fakta mengejutkan terjadi dalam hasil hitung suara Pilpres dan Pileg 2024.Hal tersebut terlihat dari hasil hitung cepat atau quick count dari beberapa lembaga survei dan hasil hitung manual atau real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Adapun fakta mengejutkan yang dimaksud yaitu kalahnya pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Jawa Tengah dan Bali di mana dikenal sebagai kandang partai pengusungnya yakni PDIP.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Contohnya, berdasarkan hasil quick count dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), per Rabu (14/2/2024) pukul 18.44 WIB, Ganjar-Mahfud hanya memperoleh 35,07 persen suara dan kalah dari capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo SubiantoGibran Rakabuming Raka yang meraih 51,8 persen suara di Jawa Tengah.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Hasil tak jauh berbeda juga terlihat dalam hasil real count sementara KPU per Kamis (15/2/2024) pukul 09.00 WIB, di mana Ganjar-Mahfud meraih 1.726.124 suara atau 34,32 persen di Jawa Tengah.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Mereka kalah dari Prabowo-Gibran yang meraih 2.648.342 suara atau 52,66 persen.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Hal yang tak jauh berbeda juga terjadi di Bali di mana Ganjar-Mahfud juga kalah dari Prabowo-Gibran meski wilayah tersebut adalah kandang PDIP.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Namun, hasil berbeda justru diraih PDIP sebagai pengusung Ganjar-Mahfud di mana partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tetap menang di kandangnya sendiri.

Berita Lainnya:
Kursi Bahlil Digoyang Usai Jokowi Lengser, Pengamat: Kader Cemas Golkar bakal Alami Kemunduran

Contohnya saja di daerah pemilihan (dapil) Jateng I di mana. Menurut real count sementara KPU, PDIP unggul dari partai lain dengan raihan 39.881 ribu suara atau 23,27 persen.

Selain itu, di Jateng IV, PDIP lagi-lagi unggul dengan meraih 26.079 suara atau 36,93 persen.

Sementara di Bali, PDIP masih perkasa dibanding partai lain dengan meraih suara mencapai 40.149 suara atau 56,15 persen.

Melihat fakta ini, apa penyebab Ganjar-Mahfud justru kalah di kandang PDIP dan partai berlambang banteng itu tetap menang?

Jokowi Effect

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin awalnya mengatakan bahwa sebenarnya hasil semacam ini juga di luar dugaan dari PDIP sendiri di mana Ganjar-Mahfud kalah dari Prabowo-Gibran di Jateng dan Bali.

Padahal, sambungnya, kampanye terakhir Ganjar-Mahfud digelar di Solo, Jawa Tengah yang kerap diibaratkan juga sebagai lumbung suara PDIP.

Ujang mengatakan kampanye terakhir yang digelar tersebut ternyata hanya bisa berefek kepada suara PDIP dan tidak berdampak pada raihan suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah.

“Ya ini di luar dugaan PDIP ya. PDIP merasa percaya diri dan kampanye terakhir di Jawa Tengah, besar-besaran untuk menjaga suara partai sekaligus yang sama untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.”

“Tapi fakta dan kenyataannya, mereka bisa mengawal suara partai, tetapi tidak bisa memenangkan Ganjar-Mahfud,” katanya kepada Tribunnews.com, Kamis (15/2/2024).

Berita Lainnya:
Mayor Teddy Jadi Sekretaris Kabinet

Ujang menilai tergerusnya suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah akibat ‘Jokowi Effect’ di mana Presiden Jokowi terus menyasar Jawa Tengah dan Bali lewat gelontoran bantuan sosial (bansos) yang kerap disalurkannya menjelang pencoblosan.

“Mungkin ada faktor lain yaitu efek Jokowi, ya yang melakukan operasi di Jawa Tengah untuk memenangkan Prabowo-Gibran dan hasilnya Prabowo-Gibran menang.”

“Makannya bansos itu kan jor-joran diberikan di Jawa Tengah. Ya itulah Jokowi Effect,” jelasnya.

Selain efek gelontoran bansos, Ujang menilai faktor ketokohan Jokowi dan Gibran juga menjadi faktor Ganjar-Mahfud kalah dari pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.

“Jokowi kan orang Solo, orang Jawa Tengah. Gibran juga orang Solo. Jadi ya bisa merebut suara di situ sehingga Prabowo-Gibran menang di situ,” ujarnya.

PDIP Menang di Jateng-Bali soal Harga Diri

Sementara terkait PDIP tetap menang di Jawa Tengah dan Bali, Ujang menilai hal tersebut soal harga diri.

Sehingga, sambungnya, para kader hingga simpatisan PDIP relah berjuang untuk ‘memeloti’ hasil hitungan suara di TPS di Jawa Tengah maupun Bali.

“Ya (PDIP) bisa menang di kandangnya karena, ya kalau saya, tahu psikologi PDIP. Ini soal harga diri.”

“Jadi itu ditongkrongin suara. Ditongkrongin itu rakyat, kader. Dan dalam konteks itu, PDIP berhasil menjaga suaranya,” ujarnya.

1 2

Reaksi & Komentar

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ البقرة [168] Listen
O mankind, eat from whatever is on earth [that is] lawful and good and do not follow the footsteps of Satan. Indeed, he is to you a clear enemy. Al-Baqarah ( The Cow ) [168] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi