BANDA ACEH – Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, merespons klaim Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut perolehan suara Ganjar Pranowo–Mahfud MD sebesar 33 persen berdasarkan audit forensik internal.Budi Arie menilai, apa yang disampaikan Hasto hanya bagian dari halusinasi. Sebab, berdasarkan rekapitulasi suara yang sudah dilakukan KPU, suara Ganjar-Mahfud hanya berkisar 16 persen.
“Kalo dalam pemilu kan semua bisa melihat bisa menilai gitu. Halusinasi suaranya dari 17 jadi 33 persen dihilangin antara halusinasi sama fiksi,” kata Budi Arie kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Dia khawatir, masyarakat juga akan menilai klaim Hasto sebagai halusinasi atau fiksi. Karena, pelaksanaan Pemilu 2024 bisa disaksikan secara terbuka oleh semua masyarakat Indonesia dan dunia.
“Pemilu 2024 ini disaksikan oleh seluruh mata masyarakat di seluruh dunia, Indonesia seluruh warga bisa liat ini, kan antara halusinasi fiksi ini kan beda beda dikit, takut-takut amat kan ini bayangan sendiri wah curiga, ini curiga,” kata Menkominfo itu.
Dia mempersilahkan jika ada pihak yang kurang puas dengan hasil pilpres dan menuduh adanya kecurangan. Dia menantang, agar tudingan-tudingan kecurangan tersebut bisa dibuktikan.
“Ya buktiin saja, nanti menurut saya enggak ada itu laporan itu ke Bawaslu, nanti kalau ke MK silahkan saja,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa pakar teknologi informasi (IT) internal PDIP sudah mengaudit forensik Sirekap milik KPU.
Hasil audit itu diketahui perolehan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mencapai 33 persen, bukan 16 persen seperti yang tampil di Sirekap.
“Sesuai hasil temuan audit forensik kami atas Sirekap KPU, ternyata dipasang Json Script yang mengunci perolehan suara Ganjar-Mahfud, padahal ketika ahli IT ini melakukan normalisasi terhadap Json Sript pada tanggal 16 Februari jam 2 pagi itu, perolehan Ganjar-Mahfud 33 persen dan Prabowo-Gibran 43 persen,” ujar Hasto pada wartawan, Minggu (17/3/2024).