NASIONAL
NASIONAL

Rakernas PDIP, Megawati Heran Soal UKT: Masa Mau Pinter Disuruh Bayar Mahal?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku heran dengan persoalan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di tingkat universitas yang tengah ramai menjadi sorotan publik.Dia mengkritisi biaya pendidikan yang mahal. Padahal, menurutnya masih banyak warga yang tak berkucukupan di Indonesia. Sehingga adanya persoalan terkait kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru jalur SNBP 2024 pun menurutnya harus segera mendapat perhatian.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Hal ini disampaikannya saat memberikan pidato penutup dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Beach City International Stadium, Jakarta, Minggu (26/5/2024).

Berita Lainnya:
Kapolri Pastikan Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar Dipecat dan Diproses Pidana
ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Masak sih orang mau pinter aja suruh bayar mahal? Berapa gelintir sih yang orang kaya dibandingkan namanya warga negara kita yang masih belum berpunya?” ujarnya dalam forum tersebut.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Apalagi, kata Megawati, Indonesia sebenarnya memiliki Pola Pembangunan Semesta Berencana seperti apa yang digagas Presiden pertama RI yang juga ayahnya Ir Soekarno.

Menurutnya, semangat pola dasar itu selalu aktual misalnya terkait penguasaan ilmu-ilmu dasar, membangun kedaulatan pangan, energi kesehatan rakyat, hingga penguasaan teknologi yang menopang indrustri maju.

Megawati kemudian menyinggungg persoalan kedaulatan pangan hanya didengung-dengungkan. Faktanya justru yang dikedepankan adalah permasalahan impor.

Berita Lainnya:
Polisi Tembak Polisi di Solok Momentum Kapolri Tutup Seluruh Tambang Ilegal

“Kedaulatan pangan hanya didengung-dengung kan dalam kenyataannya dengan selalu alasan tidak mencukupi. Selalu impor impor impor impor,” katanya.

Dia mengaku bukan tak setuju dengan impor, tetapi hal itu jangan terus menerus dilakukan. Pasalnya masih ada pangan yang bisa dikonsumsi sebagai pengganti beras misalnya.

“Karena pertanyaannya seperti nanti kalau problem beras pangan karena global warming sulit, kita mau nyari makannya dari mana? Itu lah instruksi saya yang namanya 10 tanaman ditanam pengganti beras,” pungkas Megawati.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya