Sabtu, 16/11/2024 - 12:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Cerita mantan staf Kepresidenan harus jadi patung saat Soeharto asik mancing: Supaya dikira tiang perahu

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Seorang mantan staf Kepresidenan bernama Priyo Sambadha ungkap pengalaman menariknya bersama presiden Soeharto.Priyo menceritakan bagaimana dirinya rela bertingkah bak tiang perahu, ketika Soeharto asik jalani hobinya memancing.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Bukan tanpa alasan, kata Priyo, pengalaman itu bisa disebut momen menegangkan dalam hidupnya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Cerita itu pun ia ungkap melalui sebuah utas di X @PSambadha, sejak 2020 silam.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dalam cuitannya itu, Priyo menceritakan salah satu hobi Presiden RI ke-2, yaitu memancing di Pulau Seribu.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Namun, dalam setiap momen kali pertama umpan dilempar, Priyo mengaku merasakan momen yang begitu tegang.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Di awal sesi mancing ketika belum dapat ikan, adalah saat-saat yang sangat menegangkan, tak ada satupun dari kami yang berani bersuara,” cuit Priyo, dikutip Hops.ID pada Kamis 23 Mei 2024.

Berita Lainnya:
Alasan Thomas Lembong Jadi Tersangka Korupsi Impor Gula, Kini Ditahan di Rutan Salemba
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Kabarnya, untuk bernafas pun Priyo perlu berhati-hati supaya tidak mengganggu konsentrasi pemimpin negara itu.

Priyo pun mengaku jika waktu saat itu terasa sangat lama berlalu, ditambah wajah dingin dan datar Presiden, dan tak ada suara terdengar dari mulutnya.

“Selama itu pak Harto tetap membisu dengan wajah yang tetap datar dan dingin,” tambahnya.

Katanya, ia bersama penumpang kapal lain yang terdiri dari ajudan, dan juru kamera pun harus rela bersikap seperti tiang perahu.

“Kesannya itu seperti pak Harto gak nyadar kalau ada kita juga di Perahu itu,” lanjut dia bercerita.

“Jadi kita otomatis juga mematung sebisanya dengan harapan supaya dikira tiang perahu atau jirigen air, invisible (tak terlihat)” terangnya.

Berita Lainnya:
Ternyata Bos Smelter Swasta Jadikan Sopir Keluarganya Sebagai Direktur Perusahaan Boneka

Suasana mencekam ini kata Priyo, terus akan berlanjut selama umpan pertama belum disambut moncong ikan.

Namun demikian, kondisi tersebut akan segera berakhir manakala senar yang dipegang Soeharto memberi sinyal yang cukup keras.

“Dunia seketika berubah cerah gilang gemilang ketika di ujung senar ada seekor ikan merah menyala, dengan sekitar 2 kiloan, kakap merah!” jelasnya.

Setelah mendengar suara mengekeh keluar dari mulut sang Presiden, para penumpang kapal pancing itu pun baru bisa menggerakkan badannya dengan cukup leluasa.

Dari sana pun Soeharto mulai lebih santai dengan sebatang rokok di tangannya, pun kadang memulai percakapan pada para bawahannya. ***


Reaksi & Komentar

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ البقرة [102] Listen
And they followed [instead] what the devils had recited during the reign of Solomon. It was not Solomon who disbelieved, but the devils disbelieved, teaching people magic and that which was revealed to the two angels at Babylon, Harut and Marut. But the two angels do not teach anyone unless they say, "We are a trial, so do not disbelieve [by practicing magic]." And [yet] they learn from them that by which they cause separation between a man and his wife. But they do not harm anyone through it except by permission of Allah. And the people learn what harms them and does not benefit them. But the Children of Israel certainly knew that whoever purchased the magic would not have in the Hereafter any share. And wretched is that for which they sold themselves, if they only knew. Al-Baqarah ( The Cow ) [102] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi