NASIONAL
NASIONAL

Inilah Kata-kata Terakhir Ismail Haniyeh ke Pemimpin Tertinggi Iran, Beberapa Jam Sebelum Wafat

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Sebelum wafat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Ali Khamenei sempat menyampaika kutipan sebuah ayat Al Quran tentang kehidupan, kematian, keabadian, dan ketahanan.”Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Allah Maha Mengetahui segala tindakan… ‘Jika seorang pemimpin pergi, pemimpin yang lain akan muncul’,” kata Haniyeh dalam bahasa Arab. Beberapa jam kemudian ia terbunuh dalam serangan yang diduga dilakukan Israel di rumah tamunya.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Komentar tersebut, yang disiarkan di televisi saat Haniyeh berbicara kepada Khamenei.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Pernyataan itu mencerminkan keyakinan Islamis yang dipegang teguh yang membentuk kehidupan dan pendekatannya terhadap konflik Palestina dengan Israel, yang terinspirasi oleh almarhum pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, yang mengumandangkan Perjuangan Suci (Jihad) melawan Israel pada tahun 1980-an.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Israel memenjarakan dan membunuh Yassin pada 2004, namun Hamas tumbuh menjadi kekuatan militer yang kuat.

Berita Lainnya:
Dinasti Politik Bupati Konsel yang Somasi Guru Supriyani: Istri dan 3 Anaknya Jadi Anggota Dewan
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Kemudian dalam satu wawancara dengan Reuters di Gaza pada 1994, Haniyeh, yang dimakamkan di Qatar pada Jumat, mengatakan bahwa Yassin telah mengajarkan bahwa warga Palestina hanya dapat memulihkan tanah air mereka yang terjajah melalui “tangan-tangan yang disucikan dari para pejuang dan perjuangan mereka.”

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Tidak ada seorang Muslim pun yang boleh mati di tempat tidurnya selama “Palestina” masih terjajah, katanya mengutip perkataan Yassin.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Untuk para pendukung Palestina, Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya adalah pejuang pembebasan dari penjajahan Israel, yang menjaga agar perjuangan mereka tetap hidup ketika diplomasi internasional gagal.

Ia juga mengatakan bahwa dia belajar dari Syekh Yassin “kecintaan terhadap Islam dan pengorbanan untuk Islam ini dan tidak tunduk pada tiran dan lalim.”

Berita Lainnya:
Mahfud-Luhut Nostalgia 24 Tahun Bersahabat karena Ditemukan Gus Dur

Haniyeh menjadi wajah diplomasi internasional kelompok Palestina yang keras ketika perang berkecamuk di Gaza, di mana tiga putranya – Hazem, Amir, dan Mohammad – serta empat cucunya terbunuh dalam serangan udara Israel pada April. Sedikitnya 60 anggota keluarga besarnya juga terbunuh dalam perang Gaza.

“Darah anak-anak saya tidak lebih berharga dari darah anak-anak rakyat Palestina… Semua syuhada Palestina adalah anak-anak saya,” katanya setelah kematian mereka.

“Melalui darah para martir dan rasa sakit dari mereka yang terluka, kami menciptakan harapan, kami menciptakan masa depan, kami menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat kami,” katanya. “Kami mengatakan kepada penjajah bahwa darah ini hanya akan membuat kami lebih teguh pada prinsip dan keterikatan kami pada tanah kami.”


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya