Jumat, 04/10/2024 - 15:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Ibu Santri Beberkan Kekejaman ‘Umi’ Istri Pimpinan Pesantren, Anaknya Diikat Lalu Mulut dan Badannya Diolesi Air Cabai New

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Kasus istri pimpinan pesantren siram seorang santri dengan air cabai jadi sorotan publik setelah viral di media sosial. 

ADVERTISEMENTS
Hari Kesaktian Pancasila dari Bank Aceh Syariah

NN (40) seorang istri pimpinan pondok pesantren di Aceh Barat tega mengolesi air cabai ke tubuh dan mulut santri berinisial T (13). 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan dan Pengucupan Sumpah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)

Terbaru, ibu kandung korban beberkan kekerasan yang dilakukan NN alias ‘Umi’ seorang istri pimpinan pondok pesantren di Aceh Barat terhadap anaknya. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Ternyata, sebelum disiram atau diolesi air cabai, korban diikat terlebih dahulu oleh istri pimpinan pesantren tersebut. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati HARDIKDA - Hari Pendidikan Daerah

Ibu korban Marnita Pante awalnya membenarkan jika setiap santri melakukan kesalahan maka akan diberikan hukuman berupa dicukur rambut atau digunduli oleh pihak pesantren. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Duka Cita atas Meninggal Dunia Bank Aceh Syariah Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab

“Ada hukuman, cuma sebatas dicukur rambutnya, bukan dengan menyiram, mengolesi cabai di mulut dan badannya,” katanya. 

Berita Lainnya:
Gelar Forum Konsultasi Masyarakat, SBA Teruskan Komitmen Program CSR Berkelanjutan

Kemudian Marnita mengungkap kronologi awal anaknya mendapat hukuman tersebut. 

Ia mengatakan waktu itu anaknya berlari ke rumahnya yang tak jauh dari pesantren sambil berteriak kesakitan. “Dia berlari sambil menangis, teriak bahwa badannya terasa perih akibat diolesi cabai oleh Umi-nya,” ungkapnya. 

Melihat kondisi anaknya seperti itu, Marnita mengaku reflek langsung berlari ke pondok pesantren untuk meminta penjelasan. 

“Dia (pihak pesantren) bilang, ini demi anak ibu,” kata Marnita menirukan jawaban pihak ponpes. Menurutnya, sang anak ternyata digunduli terlebihdahulu, kemudian mulut dan badannya diolesi air cabai dengan kondisi tangan terikat. 

“Pertamanya dicukur rambut, ada dicubit pipi kanan dan kiri. Kemudian diancam dari Umi sedikit ‘tunggu kamu ya’ habis itu diikat tangannya ke belakang,” bebernya.

 “Umi-nya pulang ke rumah, (kemudian) giling cabai sama blender, kemudian ditaruh di kantong plastik dibawalah ke tempat anak saya. Anak saya didiriin di sebuah tiang baru diolesi cabai di mulut sama di badan dia,” tambahnya. 

Berita Lainnya:
DPR dan Pemerintah Aceh Sahkan APBA 2025 Sebesar Rp 11,07 Triliun

Marnita menyebut, berdasarkan sepengetahuannya jika sang istri pimpinan pesantren tersebut memang kerap melakukan kekerasan terhadap para santri. Tak terima anaknya diperlakukan seperti itu, Marnita pun melaporkan NN alias Umi ke polisi pada Selasa 01 Oktober 2024 Pukul 18.00 WIB. 

Sebelumnya, Sang santri berinisial T yang duduk di bangku SMP ini dengan sengaja disiram air cabai oleh istri pimpinan pesantren berinisial NN. 

Peristiwa penyiraman air cabai tersebut terjadi di Pondok Pesantren Darul Hasanah di Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat pada Senin (30/9/2024) lalu. 

Video sang santri berteriak kesakitan hingga harus menceburkan diri ke dalam bak mandi di usai disiram air cabai tersebut kemudian viral di media sosial


Reaksi & Komentar

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا الكهف [45] Listen
And present to them the example of the life of this world, [its being] like rain which We send down from the sky, and the vegetation of the earth mingles with it and [then] it becomes dry remnants, scattered by the winds. And Allah is ever, over all things, Perfect in Ability. Al-Kahf ( The Cave ) [45] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi