NASIONAL
NASIONAL

Partai Garuda: Kegaduhan Presiden Tiga Periode Hasil Akting Politisi Miskin Literasi

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Kegaduhan isu presiden tiga periode yang timbul tenggelam menghiasi dinamika perpolitikan tanah air ada karena para pelaku politik miskin literasi.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi merespons isu presiden tiga periode yang belakangan kembali ramai diperbincangkan.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Menurut Garuda, para politisi dan relawan yang kembali melemparkan isu presiden tiga periode hanya ingin mencari perhatian. Padahal jelas-jelas UU dan konstitusi melarang hal itu.

Berita Lainnya:
Baradatu dan NCW juga Laporkan Hakim PN Medan ke Komisi III DPR
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Ada yang menggaungkan Jokowi tiga periode, ada pula yang mempermasalahkan. Di media tampak bertolak belakang, padahal mereka memiliki kesamaan, yaitu sama-sama tahu itu dagelan demi mendapatkan sorotan pemberitaan,” kata Teddy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/6).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Bahkan Partai Garuda melihat, perdebatan presiden tiga periode seperti pertandingan gulat WWE.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Mereka terlihat bertanding tapi sebenarnya sedang berakting. Semakin terlihat marah dan keras, maka semakin bagus pemberitaannya,” kritiknya.

Berita Lainnya:
Jokowi Diduga Biang Keladi Tertundanya Pertemuan Prabowo-Megawati
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Selain itu, ia juga merasa miris lantaran isu presiden tiga periode justru mencerminkan nihilnya pemahaman dan literasi dari politisi itu sendiri.

“Para politisi miskin literasi dan bernafsu ingin tampil. Ada yang berebut pepesan kosong 3 periode, ada yang salah alamat menyalahkan pemerintah Jokowi akibat putusan MK. Tentu yang jadi korban masyarakat awam karena ikut terprovokasi,” tandasnya. 


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya