NASIONAL
NASIONAL

Diungkap Hasto: Pilkada Jakarta, Jateng, Sumut, Yogya Disetting untuk Dimenangkan Orangnya Jokowi

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap kalau Joko Widodo alias Jokowi akan mengganti Indonesia dari negara berbentuk Republik menjadi kerajaan.Lebih jauh, Jokowi bahkan disebut telah menyeting Pilkada di sejumlah daerah agar dimenangkan oleh calon-calon yang didukung olehnya.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Hal itu diungkap Hasto karena dia mendapat informasi akan dijadikan tersangka oleh KPK dalam kasus yang menurutnya tak jelas. Informasi itu didapat dari Pengamat Militer dan Keamanan Connie Rahakundini Bakrie.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Penetapan tersangka itu atas perintah Jokowi.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“(Saat ini) kita sangat tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena miskin keteladanan, etika dan moral,” kata Hasto dalam podcast yang tayang di akun YouTube Akbar Faizal Uncencored seperti dikutip Sabtu (23/11/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Ia menyebut ada dua peristiwa penting yang menyebabkan dirinya kembali ditarget KPK untuk dijadikan tersangka.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Pertama adalah disertasinya di mana di situ dia menyimpulkan bahwa Presiden Jokowi yang seharusnya menjadi simbol kebaikan dan otoritas moral, terbukti secara kualitatif dan kuantitatif menjadi core elemen (elemen inti) dari suatu ambisi kekuasaan yang berpusat pada gabungan antara feodalisme, populism dan machiavellianism dan ini ternyata dijalankan terus.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Semula orang menyangka sudah selesai ketika saudara Gibran sudah ditetapkan sebagai Wapres, meskipun cara-caranya sangat tidak prosedural, tidak beretika, merusak sistem hukum dan konstitusi kita, bahkan mematikan suatu peradaban demokrasi kita, karena kita menggunakan referensi tentang kehidupan peradaban suatu bangsa yang baik tentang agama, tentang keyakinan-keyakinan pada kebaikan, dan kan ditabrak semua,” imbuhnya.

Berita Lainnya:
Rekat Indonesia Raya optimis RIDO menang satu putaran dan apresiasi komitmen Suswono membantu rakyat kecil

Kedua, lanjut Hasto, karena dalam gelaran Pilkada Serentak 2024, ia melihat bahwa ambisi kekuasaan itu tidak berhenti.

“Kita ini negara berbentuk Republik, bukan kerajaan, tetapi Pak Jokowi mau menerapkan (sistem kerajaan) dengan menempatkan keluarganya itu, kan terjadi dengan Bobi Nasution di Sumatera Utara dan kemudian dengan gerak membatasi lawan-lawan politiknya yang berbeda yang seharusnya berkontestasi secara sehat. Bobi Nasution sama Edy Rahmayadi harusnya berkontestasi dengan sehat, tetapi ada mobilisasi dari apa yang disebut sebagai Partai Coklat,” katanya.

Ia kemudian menyinggung Pilkada Jawa Tengah di mana kader PDIP mantan Penglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa bertarung melawan Komjen Pol (Purn) Ahmad Luthfi. Meski tidak menyebut keterlibatan Jokowi dalam kampanye Luthfi, Hasto mengatakan bahwa seharusnya Luthfi berkontestasi dengan sehat kontra Andika.

Hasto kemudian bergeser ke Pilkada Boyolali di mana adik Devid Agus Yunanto yang bernama Agus Irawan, bertarung sebagai calon bupati. Devid adalah mantan ajudan Jokowi ketika Jokowi masih menjadi walikota Solo.

‘Kemudian di Boyolali ada adik dari saudara Devid yang sangat dekat dengan Pak Jokowi, kemudian di Jakarta, ini kan mulai terjadi suatu pengingkaran terhadap bentuk negara Republik (yang) mau diganti seperti sistem kerajaan dengan menempatkan para hulubalang keluarganya, kemudian mereka-mereka yang dianggap dekat mewakili kepentingan politiknya. Jadi, ini ancaman terhadap kedaulatan rakyat, ini tidak berhenti,” tegas Hasto.

Berita Lainnya:
Bareskrim Bongkar Tindak Pidana Judi Online Libatkan WNA China, Uang Tunai Rp 70 Miliar Disita

Sekjen PDIP ini mengaku kalau saat mendapat informasi dari Connie bahwa dia akan dijadikan tersangka oleh KPK, dia sedang melakukan ‘pergerakan’ di Sumatera Utara bersama Todung Mulya Lubis, Ikrar Nusa Bhakti, dan tokoh-tokoh civil society.

“Dalam pesan itu (informasi akan dijadikan tersangka, red) sangat jelas; sebaiknya saya tidak usah turun ke Sumatera Utara untuk mempersoalkan Bobi Nasution. Jakarta dan Jawa Tengah semua sudah disetting, bahkan ditambah Jogja. Kemudian saya berimajinasi bukan hanya Jogja, (karena) Jokowi kan juga punya orang-orangnya di Jawa Timur,” katanya.

Hasto kemudian menyinggung soal Tri Rismaharini yang mencalonkan diri Pilkada Jatim. Ia menyebut, pencalonan Risma di Pilkada itu diganggu Jokowi.

“Kita lihat kepemimpinan Bu Risma hari ini yang sangat fenomenal dengan menutup (lokalisasi) Doli dan sebagainya, Itu pun mencoba dihambat dengan berbagai cara yang sangat luar biasa, dari mematikan jalur logistik hingga berbagai intimidasi-intimidasi yang ternyata masih dipraktikkan,” jelasnya.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya