NASIONAL
NASIONAL

Alasan Anies

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – SIAPA yang menyangka, panggung Politik Indonesia kembali menyuguhkan lakon komedi penuh intrik di Pilkada Jakarta 2024? Dari Megawati yang dulu melontarkan ucapan pedas ke Anies Baswedan, “Kemane aje loe?”, hingga Anies akhirnya memberikan dukungan kepada pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Apakah ini naskah sinetron? Atau sebenarnya, ini satire realitas politik kita?Lakon ini seperti diambil langsung dari skrip sinetron politik dengan plot twist berlapis. Penuh suspensi, menimbulkan rasa heran, dan menggemaskan. Banyak yang bertanya-tanya, bahkan curiga, apa sebenarnya alasan Anies mendukung Pram-Rano? Untunglah, saya punya jawabannya, langsung dari sumber terpercaya: Geisz Chalifah dan Anies Baswedan sendiri.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Mari kita bahas. Untuk apa Anies mendukung calon dari PDIP, partai yang selama ini menjadi oposisi utamanya? Bahkan Megawati pernah sinis, bertanya soal loyalitas Anies, “Mau enggak, dia nurut?” Sekarang Anies malah dukung pasangan mereka! Tapi ini bukan soal “nurut” yang membabi-buta.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Kata Geisz Chalifah, sobat dekat dan rekannya seperjuangan, keputusan Anies ini lahir dari rasa tanggung jawab pada program sosialnya yang belum tuntas. Kampung Bayam? Belum rampung. Kampung Susun Akuarium? Masih setengah jalan. Bagaimana nasib warga miskin kota yang pernah ia perjuangkan?

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Geisz bercerita dengan penuh semangat. Suatu pagi di pendopo rumah Anies di Lebak Bulus, ratusan warga miskin berkumpul. Mereka menangis meraung-raung. “Kami gelap, Pak Anies! Kami tak tahu nasib kami ke depan! Gelapppp ya Allahhh!” Kalau ada sutradara di sana, adegan ini pasti masuk nominasi sinema terbaik. Tapi ini nyata. Dan tangisan itu, kata Geisz, terus menghantui pikiran Anies.

Berita Lainnya:
Dewan Oligarki Sang Presiden
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Sampai datanglah Pramono Anung dengan solusi seperti malaikat penolong. Dalam diskusi mereka, Pramono berjanji menyelesaikan proyek-proyek ini. Bagi Anies, dukungannya pada mereka bukan soal politik belaka, ini soal tanggung jawab moral pada warga Jakarta. Tapi tunggu, apakah benar hanya soal moral?

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Mungkin saja, ini juga “sentilan elegan” Anies untuk Megawati. Ketum DPP PDIP ini pasti tidak pernah membayangkan bahwa Anies, musuh bebuyutan partainya, akan mendukung pasangan calon unggulannya. Sebuah langkah ironi yang membuat kita semua bertanya: apakah ini semacam balas dendam simbolis? Atau hanya strategi politik tingkat tinggi?

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Anies, dalam pidatonya yang disiarkan di saluran Youtube, menekankan alasan dukungannya pada pentingnya memilih pemimpin yang matang, stabil, dan empati. Juga, yang tanpa banyak beban, yang bisa menjalin komunikasi dengan semua pihak, serta berpengalaman. 

Pilihannya pada Pram-Rano merupakan langkah rasional demi kesinambungan kerja-kerja kemanusiaan. Pesan terselubungnya mungkin begini: “Saya ada di sini bukan untuk tunduk, tapi untuk memastikan keadilan bagi mereka yang pernah saya bela.” Terdengar heroik? Atau cerdik?

Berita Lainnya:
Kejagung Buka Suara soal Unggahan Jaksa Jovi di Medsos

Selama lima tahun, PDIP menjadi oposan paling keras terhadap Anies. Hampir semua kebijakan Anies, saat jadi gubernur, direcoki. Kini, ia malah mendukung pasangan calon gubernur dari partai yang sama. Ini seolah mengatakan, politik bukan soal sentimen pribadi, tapi seni kemungkinan. Dukungan Anies ini membuktikan, loyalitas politik tidak selalu harus membabi-buta. Kadang, ia melampaui ego, menuju logika.

Ada sisi lain yang menarik. Anies dan Pramono sama-sama berasal dari generasi aktivis mahasiswa tahun 1990-an, khususnya di Yogyakarta. Kedekatan personal ini memberi dimensi emosional pada pilihan Anies. Seolah nostalgia masa muda ikut bermain. Tapi jangan salah, aspek rasionalitas tetap mendominasi. Anies yakin janji Pram untuk Kampung Bayam dan Akuarium bukan sekadar angin lalu.

Pertanyaannya, mengapa Anies tak percaya janji Ridwan Kamil-Suswono, yang juga menemuinya? Paslon ini juga berjanji menjalankan semua program warisan Anies. Termasuk soal Kampung Bayam dan Akuarium, plus penyediaan dua kartu lansia dan yatim, dengan sistem jemput bola. 

Bagaimana pun, keputusan dukungan dari Anies tadi menunjukkan keseimbangan antara logika politik dan empati. Sebuah pelajaran penting bahwa, di balik kompleksitas politik, masih ada ruang untuk mengutamakan kepentingan rakyat.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya