BANDA ACEH – Israel dan Hizbullah kembali baku tembak yang menyebabkan sembilan orang tewas dan tiga orang cedera pada Senin 2 Desember 2024, waktu setempat.Baku tembak terjadi di dua kota, Talousa dan Haris. Sebelumnya, pihak berwenang Lebanon melaporkan dua kematian tambahan akibat serangan Israel di wilayah lain Lebanon Selatan, yang salah satunya merupakan anggota keamanan negara yang tewas saat bertugas.
“Kami tidak akan mentolerir pelanggaran terhadap kesepakatan ini, dan respons kami akan kuat,” ujar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikutip dari Reuters pada Selasa, 3 Desember 2024.
Awal mula serangan tersebut dipicu oleh tuduhan Israel bahwa Hizbullah melanggar gencatan senjata dengan menembakkan misil ke posisi militer Israel di wilayah Shebaa Farms, yang disebut kelompok tersebut sebagai “serangan defensif”.
Israel membalas dengan serangan udara yang menargetkan infrastruktur Hizbullah di Lebanon.
Pihak Lebanon melaporkan bahwa serangan drone Israel juga menyebabkan satu tentara Lebanon lain terluka dan merusak alat berat di Lembah Bekaan dan perbatasan Suriah.
Sementara itu, otoritas kesehatan Lebanon mencatat serangan udara lain di Marjayoun telah menewaskan satu warga sipil disana.
“Kami mencatat setidaknya 54 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak kesepakatan berlaku pada Rabu lalu,” ujar Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, yang meminta komite pengawas segera bertindak untuk menghentikan pelanggaran tersebut. Dikutip dari Reuters pada Selasa, 3 Desember 2024.
Sebelumnya, gencatan senjata ini dimediasi oleh Amerika Serikat dengan tujuan menghentikan kekerasan antara kedua pihak, yang meningkat setelah serangan besar pada Oktober 2023.
Kesepakatan tersebut melarang operasi militer ofensif oleh Israel di Lebanon dan menuntut Lebanon mencegah serangan dari kelompok bersenjata seperti Hezbollah. Namun, kedua belah pihak saling menuduh melanggar perjanjian, yang membuat gencatan senjata ini semakin rapuh.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, justru membantah tuduhan pelanggaran dan menuduh balik Hizbullah memindahkan senjata ke wilayah selatan Sungai Litani, yang dianggap melanggar kesepakatan.
Sementara itu, utusan AS, Amos Hochstein, dilaporkan telah memperingatkan Israel atas dugaan pelanggaran yang dilakukan pasukannya.