ACEH

Seminar Pendidikan Perdamaian: Strategi Keberlanjutan Pasca Pilkada Aceh 2024

image_print

BANDA ACEH – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh menggelar Seminar Hasil Kajian Pendidikan Perdamaian Aceh Tahun 2024 di Hotel Ayani, Banda Aceh. Acara ini dihadiri oleh Ketua dan anggota Tim Kajian Pendidikan Perdamaian Aceh, mitra strategis Kesbangpol seperti FKUB, FKDM, dan FPK, serta puluhan undangan lainnya.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Kaban Kesbangpol Aceh melalui Kabid Wasnas dan Penanganan Konflik, Dedy Andrian, saat membuka acara tersebut menyampaikan kegiatan seminar ini merupakan tindak lanjut dari dibentuknya tim kajian pendidikan perdamaian Aceh oleh Badan Kesbangpol Aceh.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Tim yang diketuai oleh Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad ini telah melakukan kajian mendalam terkait pendidikan dan penguatan perdamaian di Aceh dengan tema utama “Transformasi Kepemimpinan Aceh Pasca Pilkada Serentak Tahun 2024.”

Berita Lainnya:
Dayah DQA Buka Pendaftaran Jalur Beasiswa Tahfiz Al-Quran Secara Online
ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Perdamaian tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh elemen masyarakat Aceh, akademisi, wartawan, tokoh masyarakat, pemuda, perempuan, dan aparat keamanan harus terlibat aktif dalam mempertahankannya,” jelas Dedy.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengapresiasi kelancaran Pilkada Serentak 27 November 2024 yang menjadi bukti bahwa semangat perdamaian dan demokrasi di Aceh masih kuat.

“Apapun hasil Pilkada, kita harus bersatu menjaga perdamaian dan bekerja sama demi kebaikan serta kemajuan Aceh,” lanjut Dedy.

Dia mengingatkan meskipun stabilitas politik dan keamanan di Aceh cukup baik, potensi gesekan akibat isu kebijakan, sumber daya, agama, atau aksi kekerasan tetap memerlukan perhatian semua pihak.

Berita Lainnya:
USK Gelar SKCE untuk Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa

“Kewaspadaan dan kerja keras kita bersama adalah kunci untuk mengantisipasi potensi konflik,” tegasnya.

Dikatakan Dedy, seminar ini bertujuan mendapatkan masukan terhadap hasil kajian yang telah disusun oleh tim. Masukan dari pembicara, penanggap, dan peserta akan menjadi bahan rekomendasi bagi pemerintah Aceh dan para pemangku kepentingan untuk menyusun program kerja yang mendukung perdamaian.

“Dengan optimisme dan kerja sama semua pihak, kita dapat memperkuat gagasan dan konsep demi pembangunan serta keberlanjutan perdamaian di Aceh,” tutup Dedy.

Seminar ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menjaga perdamaian Aceh secara adil dan bermartabat, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah di masa depan.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya