ISLAM

Fenomena Tarif Penceramah Hingga Puluhan Juta, Ustadz Adi Hidayat: Itu Hatinya Mati

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Tarif ceramah pendakwah terkenal, Gus Miftah, mendadak menjadi perbincangan hangat setelah informasi mengenai bayaran hingga Rp75 juta untuk durasi 1,5 jam mencuat ke publik.Hal ini diungkapkan oleh pemilik akun X, Rumail Abbas, yang mengaku mendapatkan informasi tersebut dari seorang temannya di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM Expired Bank Aceh Syariah

“Tarif ‘Gus Kacamata Hitam’ itu (Gus Miftah) 75 juta/1,5 jam,” tulis Rumail Abbas yang dikutip dari akun X @Stakof.

ADVERTISEMENTS
Selamat Milah BPKH ke 7 Tahun

Ia juga menyebutkan bahwa tarif tersebut belum termasuk akomodasi, makan, transportasi, serta kebutuhan tambahan seperti riders untuk Gus Miftah dan rombongannya. Hal itu kemudian memicu reaksi publik.

Berita Lainnya:
Tak Hanya Ribuan Pasukan, 60 Rudal Balistik Korea Utara Telah Bombardir Ukraina
ADVERTISEMENTS
QRIS Merchant Bank Aceh Syariah

Sementara itu, penceramah Adi Hidayat turut berkomentar terkait fenomena pendakwah yang orientasinya lebih condong kepada duniawi daripada akhirat.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Dalam ceramah Ustaz Adi Hidayat yang dikutip akun YouTube Adi Hidayat Official, ia menegaskan tentang pentingnya niat murni dalam menyebarkan ilmu agama.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Adi Hidayat pun mengutip pesan Imam Hasan al-Bashri: “Hukuman bagi ilmu itu adalah mautul qalbi, yaitu matinya hati,” kata ustaz Adi Hidayat.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Menurut Ustaz Adi Hidayat, hati yang mati membuat ilmu seorang pengajar menjadi tidak berkah dan kehilangan pengaruh mendalam bagi murid atau jamaah.

Berita Lainnya:
Modus Korupsi di PSN: Ambil Tanah Cuma-cuma, Dijual Pakai Harga Tinggi
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari KORPRI ke-53

“Ciri hati yang mati adalah saat seseorang mengajar agama dengan niat mencari dunia, namun tampak seolah-olah untuk akhirat. Misalnya, mengajar Al-Qur’an tetapi yang dikejar adalah tarifnya,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa seorang guru atau pendakwah yang mendahulukan aspek materi akan sulit memberikan keberkahan dalam ilmunya.

Bahkan, Ustaz Adi Hidayat menilai bahwa fenomena seperti ini juga dapat ditemui di sekolah Islam yang hanya fokus pada pemasukan seperti SPP tanpa mementingkan kualitas pendidikan berbasis niat akhirat.

Follow HARIANACEH.co.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya