NASIONAL
NASIONAL

Sidang Pabrik Narkoba Terbesar Indonesia di Malang, 8 Terdakwa Didakwa Hukuman Mati

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Pengadilan Negeri Malang menggelar sidang perdana pengungkapam kasus pabrik narkoba terbesar Indonesia di Kota Malang, Jawa Timur. Total ada delapan terdakwa yang menjalani persidangan di Ruang Cakra PN Malang, Senin (16/12/2024).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM Expired Bank Aceh Syariah

Selain terdakwa dari Malaang, tampak para pelaku jaringan narkoba Bekasi yang disidangkan bersamaan dengan agenda pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum (JPU). Total barang bukti dalam kasus ini yakni ganja sintetis sebanyak 1,2 ton.

ADVERTISEMENTS
Selamat Milah BPKH ke 7 Tahun

JPU Kejari Kota Malang Yuniarti mengatakan, delapan terdakwa jaringan pabrik narkoba tersebut didakwa dengan pidana maksimal.

ADVERTISEMENTS
QRIS Merchant Bank Aceh Syariah

“Jadi, dakwaan kami ajukan berdasarkan peran masing-masing terdakwa. Mereka kami dakwa dengan ancaman pidana maksimal yaitu hukuman mati, sesuai Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) dan lebih subsider Pasal 113 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,” ujar Yuniarti saat dikonfirmasi, Selasa (17/12/2024).

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Kedelapan terdakwa yakni Irwansyah (25), Raynaldo Ramadhan (23), Hakiki Afif (21), Yudhi Cahaya Nugraha (23), Febriansah Pasundan (21), Muhamad Dandi Aditya (24), Ariel Rizky Alatas (21) dan Slamet Saputra (28). Seluruh terdakwa berasal dari Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Berita Lainnya:
Bahlil Lahadalia Tegas, Larang Ojol Beli Pertalite, DPR RI Sedih, Garda Indonesia Ancam Demo Besar
ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Dia menjelaskan, berkas perkara dari delapan terdakwa dibuat terpisah. Sebab setiap terdakwa memiliki perannya masing-masing dalam kasus tersebut.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Terdakwa tidak mengajukan eksepsi, sidang selanjutnya langsung beragendakan pembuktian dengan pemeriksaan saksi,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari KORPRI ke-53

Yuniarti menyampaikan JPU telah menyiapkan 18 saksi, termasuk saksi ahli, saksi penangkap dan saksi terdakwa.

“Semua terdakwa berperan aktif, mulai dari produksi narkotika hingga distribusi, termasuk mengoperasikan mesin pembuat narkoba. Karena berkas terpisah, maka setiap terdakwa bisa saling bersaksi,” ucapnya.

Sementara itu, Penasihat Hukum (PH) terdakwa Uswatun Hasanah mengatakan tidak mengajukan eksepsi atas dakwaan JPU. Pihaknya mengaku masih mempelajari dakwaan darı jaksa Kejari Kota Malang tersebut.

“Kami pelajari dakwaan dari JPU dan tidak ada eksepsi yang diajukan,” ujarnya.

Sebelumnya, sebuah rumah yang terletak di Jalan Bukit Barisan Nomor 2 Kecamatan Klojen Kota Malang digerebek polisi, Selasa (2/7/2024). Penggerebekan dilakukan oleh tim Bareskrim Mabes Polri dan Direktorat Bea Cukai pusat.

Berita Lainnya:
Ketua ICMI Pusat Dukung Eka Gumilar Gantikan Gus Miftah

Penggerebekan itu merupakan hasil dari pengembangan atas kasus sebelumnya, yaitu pengungkapan tempat transit ganja sintetis atau dikenal dengan nama tembakau gorilla di Kalibata, Jakarta Selatan pada 29 Juni 2024.

Dari hasil penggerebekan di rumah tersebut, petugas menemukan 1,2 ton ganja sintetis, 25.000 butir pil Xanax, 25.000 butir pil ekstasi. Selain itu, beberapa alat produksi narkotika melalui proses kimiawi mulai dari mesin pemanas, mesin pencampur, mesin pencacah, mesin pencetaknya, dan juga lemari pendingin, juga berhasil disita petugas. Hal ini menjadikan pabrik pembuatan narkoba terbesar di Indonesia.

Pabrik narkoba ini dikendalikan Warga Negara Asing (WNA) asal Malaysia bernama Kent melalui komunikasi online zoom yang melibatkan lima tersangka dan beberapa kaki tangan atau perantara pemilik

Follow HARIANACEH.co.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya