BANDA ACEH – Kasus penganiayaan Darso (43) salah seorang warga Semarang, Jawa Tengah kian menarik perhatian publik.Pasalnya, keterangan bahwa Darso meninggal dunia akibat dianiaya oknum Polresta Yogyakarta tidak benar adanya.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kapolresta Yogyakarta (Jogja) Kombes Pol Aditya Surya Dharma.
Yang mana, Aditya menuturkan bahwa Darso meninggal dunia lantaran dipicu sakit jantung yang diidapnya.
Sebagaimana dikutip dari portal media radarjogja.jawapos.com pada Minggu (12/1/2025).
Dalam artikelnya, kasus kematian Darso diduga dianiaya oknum polisi tidak dibenarkan oleh Aditya.
Terlebih, Aditya juga membantah bahwa Darso yang disebut ditangkap paksa oknum Polresta Yogyakarta.
Yang mana, Kapolresta Yogyakarta ini menyebutkan bahwa Darso dengan sendirinya bersedia dibawa oleh para aparat.
Tidak lain, hal ini terkait kasus kecelakaan Darso pada (7/2024) silam yang disebut nyaris memakan korban jiwa di kawasan Jogja.
Diketahui, Darso diminta untuk ikut dengan anggota polisi ke tempat rental mobil yang dikenakannya saat kecelakaan.
Namun, Darso yang tengah dibawa oleh para aparat Polresta Yogyakarta ini justru meminta berhenti sejenak.
Sebab, dirinya saat itu hendak buang air kecil ketika sedang dalam perjalanan menuju tempat rental mobil.
Alih-alih demikian, Darso yang meminta berhenti ini tiba-tiba mengeluh bahwa jantungnya sedang nyeri.
“Darso mengeluh sakit di bagian dada sebelah kiri dan meminta ke petugas untuk mengambil obat jantung di rumahnya terlebih dahulu,” jelas dikutip.
Bukan balik ke rumah, aparat polisi yang membawa Darso justru berinisiatif membawanya ke rumah sakit.
Sebab, Aditya menuturkan bahwa anggotanya kala itu khawatir dengan Kondisi Darso yang menyeri kesakitan.
“Namun petugas berinisiatif untuk langsung membawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan lebih lanjut,” tuturnya.
Alih-alih demikian, pernyataan Kapolresta Yogyakarta ini justru berbeda dengan pengakuan keluarga Darso.
Yang mana, istri korban bernama Poniyem (42) mengaku bahwa suaminya telah menjadi korban penganiayaan.
Sebab, ketika Poniyem tiba di rumah sakit tempat suaminya dirawat dirinya dikejutkan dengan Kondisi korban yang penuh dengan luka.
Hal ini turut dikonfirmasi oleh Poniyem melalui kuasa hukumnya Antoni Yudha Timor yang mengungkap kasus tersebut.
“Menurut istri korban ada luka lebam di wajah, kemudian korban bercerita bahwa dada, perutnya sakit,” jelasnya.
“Korban cerita kepada adiknya, dia dipukuli di sekitar perut,” lanjutnya yang dikutip Pojoksatu dari laman jpnn.com. ***