BANDA ACEH – Bangsawan Kerajaan Inggris tak luput dari ancaman pembunuhan. Beberapa bahkan sempat mengalami percobaan pembunuhan.
Berikut adalah 3 bangsawan Inggris yang lolos dari peristiwa pembunuhan seperti dilansir SCMP.
1. Pangeran Charles
(Instagram)
Pada 1994, Pangeran Charles memberikan pidato pada upacara Hari Australia. David Kang, yang saat itu berusia 23 tahun, melompati pagar di acara yang diadakan di Sydney dan melepaskan dua tembakan ke arah pewaris takhta.
Meskipun senjata itu kemudian diketahui dengan peluru hampa, petugas keamanan segera bertindak. Mereka langsung menangani Kang saat Pangeran Charles dengan cepat dibawa pergi dari podium pembicara.
Seorang VIP yang berada di atas panggung pada saat itu mengatakan bahwa Pangeran Charles bersikap kalem sepanjang insiden itu.
2. Putri Anne
(Instagram)
Putri Anne menjadi sasaran serangan menakutkan pada tahun 1974 saat melakukan perjalanan kembali ke Istana Buckingham. Ditemani oleh suaminya saat itu, Kapten Mark Phillips, sebuah mobil menghalangi mobil yang dia tumpangi. Seorang pria bernama Ian Ball mendekati kendaraan Putri Anne sembari menodongkan pistol. Penyerang menembak supir dan penjaga keamanan sang putri dan kemudian mencoba mengeluarkan Anne dari mobil.
Menolak untuk mengalah, Anne mengucapkan kata-kata yang kemudian menjadi terkenal: “Tidak akan bisa!”
Seorang pejalan kaki kemudian mengintervensi kejadian itu, memberikan waktu bagi putri kerajaan untuk dilarikan dari tempat kejadian.
3. Ratu Elizabeth II
(Depositphotos)
Ratu Elizabeth menghadapi tiga upaya dalam hidupnya. Pertama, pada 1970, saat melakukan tur ke Australia, ada upaya untuk menyabotase kereta yang dia dan mendiang Pangeran Philip saat bepergian dari Sydney ke Orange di New South Wales. Tidak ada yang pernah didakwa dengan kejahatan itu.
Kemudian, selama perayaan Trooping the Color di London pada tahun 1981, Marcus Sarjeant menembaki sang ratu, mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh penembakan John Lennon pada 1980, menurut The Times.
Ratu kembali menghadapi upaya pembunuhan lain daat berkunjung ke Selandia Baru pada 1981, hanya beberapa bulan setelah insiden di Trooping the Color. Saat Ratu mengunjungi sebuah museum di Dunedin, Christopher John Lewis yang berusia 17 tahun menunggu di gedung terdekat. Ia menembaki Ratu ketika keluar dari kendaraannya. Tembakan itu meleset, dan dia ditangkap delapan hari kemudian. Cristopher kemudian menjalani hukuman tiga tahun penjara.
Sumber: Tabloidbintang