NASIONAL
NASIONAL

Subsidi BBM Bengkak Rp 502 T, Dekan FE UI: Seberapa Kuat Pemerintah Jaga Inflasi?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Anggaran subsidi BBM dalam negeri yang telah mencapai Rp 502 triliun perlu menjadi rambu-rambu pemerintah untuk mencari cara lain mengatasi inflasi.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pemerintah Indonesia hingga kini masih bisa bertahan karena ada ‘bantalan’ dari windfall komoditas, juga ekspor. Namun tahun depan, keadaanya akan lebih sulit sehingga pemerintah harus memangkas sejumlah sektor, termasuk subsidi.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

 

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Seberapa kuat pemerintah menjaga inflasi? Mau tidak mau pemerintah harus ancang-ancang bagaimana kita harus bisa berkata enough terkait menjaga inflasi,” kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Indonesia (UI), Teguh Dananto kepada wartawan, Jumat (5/8).

Berita Lainnya:
Hasto Kristiyanto Sebut Pramono Anung-Rano Karno Wakili Warga DKI Jakarta, Bukan Perwakilan Raja
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Ia menilai, kebijakan subsidi energi tidak produktif. Hal berbeda dengan kebijakan subsidi pangan karena menyangkut kebutuhan masyarakat langsung.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Kalau subsidi pangan masih ok karena menyangkut orang. (Tapi) Sampai kapan kuat?” sambung Teguh.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Bahkan dari bacaan teguh, rentang enam bulan terakhir ini sangat krusial bagi pemerintah untuk melakukan mitigasi.

“Tahun depan kita tidak ada ruang, harga komoditas turun, windfall profit hilang, sehingga enam bulan ini momentum agar punya uang dan bagaimana kita menyiapkan masa depan,” tegasnya.

Berita Lainnya:
Buntut Gembong Narkoba Murtala Cs Kabur, Karutan Salemba Dinonaktifkan, DPR Bentuk Panja

Oleh karenanya, ia menilai subsidi energi yang dilakukan pemerintah perlu diarahkan ke hal-hal yang lebih substansial.

“Kita bangun narasi subsidi diarahkan untuk support dunia usaha lebih green, digital dan inklusi,” ucapnya.

“Pelan-pelan harus ada softlanding dari fiskal dan monetary otoritas. Bagaimana mereka pelan-pelan melakukan adjustment inflation. Apakah menaikkan suku bunga atau atau mengatakan enough untuk subsidi energi,” demikian Teguh.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya