Kamis, 14/11/2024 - 10:14 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ajudan J vs Ajudan E, Malah 25 Polisi Diperiksa

image_pdfimage_print

OLEH: DJONO W OESMAN

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

KAPOLRI Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan 25 polisi terduga penghambat penyelidikan kasus Yosua, diperiksa. Sebaliknya pengacara keluarga Yosua, Komaruddin Simanjuntak menduga, pembunuh Yosua inisial D.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Komaruddin kepada pers, Jumat (5/8) mengatakan: “Kami yakin ini Eliezer (Bharada E) bukan pelaku utama. Setidaknya ada dua, satu yang mengancam inisialnya D.”

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Ditanya tentang terduga pembunuh Yosua inisial D, Komaruddin merujuk bukti video call antara Yosua dengan pacarnya, Vera Simanjuntak, via akun Facebook Vera, 21 Juni 2022.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Komaruddin: “Si D perannya mengancam korban (Yosua) tanggal 21 Juni 2022 sampai 7 Juli 2022. Mengancam akan menghabisi jika dia (Yosua) naik ke atas. Dan direalisasikan tanggal 8 Juli 2022.”

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Arti kata ‘naik ke atas’, tidak dipahami oleh Komaruddin. Hanya disebutkan, bahwa D adalah skuad lama. Skuad dari Bahasa Inggris “squad” artinya pasukan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Pernyataan Komaruddin itu dibantah pengacara keluarga Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis. Arman kepada wartawan mengatakan: “Ya skuad lama itu siapa? Kalau yang disebut di berita itu Brigadir D, saya pastikan tidak ada dan tidak mungkin.”

Arman: “Saya juga sudah tanya ke Brigadir D. Ini beritanya gimana, benar tidak? Jawab D: Ya tidak mungkin-lah, saya teman baik, saya teman curhatnya. Brigadir D itu teman curhatnya (Yosua) ya, yang kedua dia sampaikan enggak mungkin, mana berani kita.”

Berita Lainnya:
Sunarto jadi Ketua MA Setelah Meraih Hasil Voting Terbanyak, Hartanya Fantastis Capai Rp 9,3 Miliar

Sebaliknya, Komaruddin meyakini, ada sesuatu yang besar di balik kasus ini. Maksudnya, tidak hanya tembak-menembak antara Yosua dengan Bharada E. Sebab, dua orang ini hanya ajudan. Bukan orang penting di Polri.

Sedangkan, pengungkapan kasus ini berjalan sangat lamban, tampak seperti sangat sulit. Sampai-sampai Menko Polhukam Mahfud MD, bahkan Presiden Jokowi sampai tiga kali mengatakan, agar Polri mengungkap secara jujur kasus ini.

Komaruddin: “Kalau memang ini hanya pertentangan antar ADC (Aide de Camp atau asisten pribadi), saya pikir tidak perlu melibatkan bintang-bintang (perwira tinggi) dan melati-melati (perwira menengah) untuk mengkondisikan kasus ini. Ada apa sampai bintang-bintang turun gunung?”

“Bintang-bintang” maksudnya, dari 25 polisi yang kini diperiksa internal itu, sebagian berpangkat jenderal, dengan tanda pangkat bintang.

Dari 25 personel yang diperiksa, rinciannya, seperti diumumkan Kapolri: Tiga jenderal bintang 1. Lima Kombes. Tiga AKBP. Dua Kompol. Tujuh perwira pertama. Lima bintara dan tamtama.

Lengkap, dari jenderal sampai tamtama. Kapolri menyatakan, mereka diperiksa, karena diduga menghambat pengungkapan kasus Yosua.

Kapolri kepada pers, Kamis, 4 Agustus 2022, mengatakan: “Di mana 25 personel ini kita periksa terkait tidak profesional penanganan TKP. Juga beberapa hal yang kita anggap membuat proses olah TKP dan juga hambatan dalam hal penanganan TKP, serta penyidikan.”

Berita Lainnya:
Apakah Laptop Juga Perlu Disertifikasi Halal? Begini Penjelasan Babe Haikal

Kapolri: “25 personel itu dari kesatuan Propam, Polres, dan juga ada beberapa personel dari Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri.”

Dari 25 polisi itu, yang 10 sudah dipindah tugas semuanya ke Yanma (Pelayanan Markas). Termasuk Irjen Ferdy Sambo.

Sikap Kapolri itu di satu sisi tampak jelas, bahwa Kapolri Jenderal Listyo setia melaksanakan perintah Presiden Jokowi agar mengungkap kasus ini secara terang-benderang.

Di sisi lain, menegaskan persepsi masyarakat, bahwa kasus ini memang bukan kasua biasa. Terbukti, ada 25 polisi menghambat jalannya penyelidikan. Mengapa dihambat? Rahasia apa yang ditutupi? Atau siapa yang diusahakan dilindungi?

Kalau kasus biasa, tembak-menembak antar ajudan, kata Prof Mahfud, cukup diselesaikan tingkat Polsek. Cepat ringkas.

Kasus ini sudah sebulan sejak saat kejadian, belum menunjukkan tanda-tanda pengungkapan kejadian yang sebenarnya. Ternyata, ada 25 polisi yang diduga menghambat penyelidikan.

Bisa saja dianggap selesai, dengan menempatkan Bharada E sebagai tersangka. Dan, itu sudah ditetapkan tim khusus kasus ini. Tapi, apakah itu sudah final?

Ternyata belum. Masyarakat masih menunggu, apa hasil penyelidikan kasus ini, setelah 25 polisi itu dicopot dari jabatannya?

1 2

Reaksi & Komentar

سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَن قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُل لِّلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ البقرة [142] Listen
The foolish among the people will say, "What has turned them away from their qiblah, which they used to face?" Say, "To Allah belongs the east and the west. He guides whom He wills to a straight path." Al-Baqarah ( The Cow ) [142] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi