BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq mengungkapkan bahwa laju inflasi di Kota Banda Aceh per periode Juli-Agustus 2022, mengalami penurunan. Tatkala Juli tercatat sebesar 0,98 persen, pada bulan ini turun menjadi minus 0,32 persen. Banda Aceh pun mencatatkan deflasi.
Hal tersebut terungkap pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Kota Banda Aceh, Kamis (1/9/2022) di pendopo wali kota. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Deputi Kepala BI Perwakilan Aceh T Amir Hamzah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amir Fadhli, Achmad Fauzi dari Bulog, unsur Polresta, dan SKPK terkait.
“Angka ini berdasarkan data yang dirilis BPS pada hari ini, Kamis, 1 September 2022. Jadi inflasi kota kita masih sangat rendah dan terkendali, dibanding daerah lain di Indonesia. Bahkan sekarang kita mengalami deflasi,” ujar Bakri Siddiq.
Dalam rapat itu, disebutkan bahwa secara bulanan, inflasi di Banda Aceh tercatat sebesar 0,92 persen (Mei), 0,76 persen (Juni), 0,98 persen (Juli), dan 0,32 (Agustus). “Jika di-compare dengan tahun kalender, inflasi Banda juga turun dari 5,25 (Januari-Juli 2021) menjadi 4,91 persen (Januari-Agustus 2022),” ujarnya.
Jika dibandingkan angka inflasi nasional, Banda Aceh masih sangat aman dan terkendali. “Ini patut kita syukuri.” katanya.
Hasil tersebut bagian dari langkah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang secara kontinu melakukan berbagai upaya sehingga inflasi tetap terkendali, meskipun terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga.
“Alhamdulillah, patut kita syukuri inflasi di Banda Aceh masih terkendali. Kami bersama seluruh pihak terkait selalu berkomunikasi agar inflasi ini tetap terjaga apalagi di tengah kenaikan harga beberapa komoditas. Tentu di tahun 2022 ini kita terus berupaya keras agar inflasi terus rendah dan terkendali,” sebutnya.
Bakri Siddiq kemudian menyampaikan, Pemko dan TPID Banda Aceh akan terus berupaya merancang berbagai program guna mengendalikan inflasi. “Meski angka inflasi masih sangat terkendali, kita akan terus bekerja keras sesuai arahan Bapak Mendagri Tito Karnavian dan Bapak Menko Bidang Kemaritiman dan Ivestasi Luhut Binsar Panjaitan agar penangan inflasi jadi prioritas seperti saat penanganan Covid-19. Dukungan masyarakat kota selama ini juga menjadi kunci kita mampu kendalikan inflasi,” kata Bakri Siddiq.
Pihaknya pun akan senantiasa bersinergi dengan Bank Indonesia, Pemerintah Aceh, dan pemerintah kabupaten/kota lainnya untuk mengendalikan inflasi. “Seperti kebijakan subisidi biaya transpor dari pemprov yang akan kita gunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
“Mudah-mudahan nanti pada momen-momen penting, dengan dukungan stakeholder terkait, kita melalui Diskop UKM dan Perdagangan selaku leading sector, akan menghadirkan operasi pasar dan kebijakan/program strategis lainnya guna memastikan inflasi pangan tidak terjadi, paling tidak bisa kita minimalkan dampaknya di Banda Aceh,” ujar Bakri.
Sementara Deputi Kepala BI Perwakilan Aceh Amir Hamzah mengingatkan walau Banda Aceh mengalami deflasi, namun secara year on year inflasinya masih 6,87 persen (Agustus). Angka tersebut memang turun dari 7,50 persen dari bulan Juli.
“Untuk itu kita semua masih harus waspada agar laju inflasi tetap terkendali,” ujarnya.[]