Ada Apa dengan Sri Sultan HB X? Jokowi, Ketum PBNU, SBY hingga Ganjar Berada di Yogyakarta

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Jokowi-dan-sby_375_211.jpg” width=”640″/>BANDA ACEH  – Jelang beberapa minggu lagi pemilihan presiden 2024 (Pilpres 2024). Akhir-akhir ini, Kraton Yogyakarta ramai dikunjungi elite Politik hingga tokoh tekemuka Indonesia, hingga Presiden Joko WIdodo (Jokowi).  

 Bayangkan saja, tidak hanya Presiden Jokowi yang berkunjung ke Kraton Yogyakarta untuk bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X.  Namun, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf juga menemui Sri Sultan HB X dengan waktu yang berbeda.  

ADVERTISEMENTS

Bahkan, tak hanya mereka saja yang ada di Yogyakarta kala itu, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono hingga presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.  

ADVERTISEMENTS

 Samsung S23 adalah smartphone terbaik dengan harga murah Sementara, Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo kala tokoh-tokoh tersebut di Yogyakarta bertemu Hamengkubuwana X. 

ADVERTISEMENTS

Ia malah membuat kampanye akbar di alaun-alun wates Kulon Progo, Minggu (28/1/2024).  

ADVERTISEMENTS

Lantas, ada apa dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan mengapa di hari yang sama tokoh-tokoh besar berada di Yogyakarta?  Memang, sebelum pertemuan ini, Sri Sultan Hamengku Buwono X diterpa isu yang tak menyadapkan.  

ADVERTISEMENTS

Hal ini lantaran putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep bersilaturahmi ke Sri Sultan Hamengku Buwono X.  

ADVERTISEMENTS

Setelah lakukan silaturahmi, foto ia sebagai ketum PSI dan istri bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X viral di media sosial.  Sebab netizen menilai dalam foto tersebut Sri Sultan Hamengku Buwono X berikan kode isyarat.  

Di mana akun Instagram Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep ramai jadi perbincangan warganet. Tepatnya saat foto bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X). 

Terlihat dalam foto, HB X seakan memberikan kode tiga jari.  Warganet lalu berasumsi bahwa Raja Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat ini memberikan dukungan kepada Paslon nomor urut tiga.    

Namun, hal tersebut langsung ditanggapi HB X. Ia tegaskan,  saat itu dia menemui Kaesang sebagai Gubernur DIY. Pertemuan yang berlangsung di ruang Gubernur DIY ini wujud silaturahmi. HB X juga mengelak bahwa pertemuan ini membahas isu politik. 

“Saya tidak bisa komentar itu (pose dalam foto) soalnya partai. Enggak tahu saya, tanya partai politik. (Pertemuan dengan Kaesang) Cuma silaturahmi,” pungkasnya di sela-sela kunjungan kerja di Waduk Sermo, Kulon Progo, Senin (15/1/2024). 

 Tak hanya pertemuan antara Kaesang dan HB X saja yang menuai komentar dan menyita perhatian publik hingga elite politik. Namun, pertemuan HB X dengan Jokowi hingga Ketum PBNU dan tokoh-tokoh besar, seperti SBY hingga Ganjar ada di Yogyakarta di minggu yang sama. Ternyata, juga menuai komentar dan menyita perhatian elite politik.  

Seperti diketahui, sebelum Presiden menemui HB X, ia gowes bareng dengan Ketum Demokrat, AHY. Seperti diberitakan sebelumnya, Istana pun mengungkapkan isi pertemuan antara Jokowi dan AHY. 

 Pihaknya menyebutkan, bahwa pertemuan tersebut merupakan hal biasa dan berlangsung santai sambil sarapan. “Presiden bertemu dengan tokoh-tokoh politik adalah hal yang biasa. 

Apalagi itu dilakukan di hari libur, dalam suasana informal, rileks, sambil sarapan,” kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, kepada wartawan, Minggu (28/1/2024). Saat gowes pagi tadi, Jokowi dan AHY bertemu di Alun-alun Utara Jogja.

 Kemudian keduanya lanjut untuk sarapan pagi di Gudeg Yu Djum di daerah Wijilan. Ari menjelaskan keduanya membahas banyak hal, mulai dari hal-hal ringan hingga situasi politik Indonesia. 

“Pertemuan dengan Mas AHY membicarakan mulai hal-hal yang ringan-ringan sampai dengan persoalan kebangsaan dan situasi perpolitikan di Tanah Air,” ujarnya.   

Jokowi dan AHY kemudian kembali ke Gedung Agung setelah sarapan bersama sekitar 45 menit. Begitu sampai di depan Gedung Agung, AHY pamit kepada Jokowi untuk melanjutkan agenda berikutnya. Setelah pertemuan dengan AHY, Presiden Jokowi bertemu HB X. 

Dalam pemberitaan dikabarkan, bahwa pertemuan itu dilakukan di Keraton Kilen yang berada di area Keraton Yogyakarta. Dari pantauan tvOnenews, Jokowi datang ke Keraton Kilen sekitar pukul 10.25 WIB. Selama kurang lebih satu jam pertemuan antara dua tokoh ini berlangsung.  

Pertemuan antara Jokowi dan Sultan HB X ini digelar secara tertutup. Menantu Sultan HB X, KPH Notonegoro mengatakan jika kedatangan Jokowi ke Keraton Kilen untuk bersilaturahmi dengan Sultan HB X.   

Notonegoro menyebut Jokowi biasa bersilaturahmi dengan Sultan HB X ketika sedang berada di Yogyakarta. “Tadi Bapak Presiden berkunjung ke Keraton. Ini hal yang sudah biasa kalau beliau ke Yogyakarta dan ada waktu biasanya silaturahmi kepada Ngarsa Dalem. 

Bertemu kurang lebih satu jam,” kata Notonegoro. Terkait pertemuan itu, Notonegoro meminta agar tidak ditafsirkan atau dinarasikan yang tidak-tidak.  

Notonegoro juga jelaskan, jika antara Jokowi dan Sultan HB X memang kerap bersilaturahmi “Pertemuannya tertutup. Kalau saya ditanya ngobrolin apa saya gak tahu. Tapi ada pesan dari kami mohon jangan dinarasikan yang enggak-enggaklah. 

Ngarsa Dalem (Sultan HB X) memang dengan Bapak Presiden sering bersilaturahmi. Gitu aja,” ujar Notonegoro.  Sementara, pertemuan HB X dengan ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf. 

Ditegaskan Yahya Cholil, bahwa NU mencontoh sikap Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X yang tetap netral pada Pilpres 2024. 

“PBNU tidak terlibat dukung mendukung kita akan berusaha menjalankan peran meniru Ngarsa Ndalem, Sri Sultan Hamengku Buwono X. 

Menjaga kebersamaan masyarakat,” sebut Gus Yahya, saat ditemui wartawan setelah bertemu Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (29/1/2024). Gus Yahya menyampaikan, secara organisasi NU tetap netral. 

Namun, jika terdapat kader-kader NU yang mendukung salah satu pasangan calon bahkan menjadi salah satu tim pasangan calon presiden, maka diwajibkan untuk cuti dari kepengurusan NU. “NU tidak terlibat dukung mendukung sebagai organisasi lembaga, tidak terlibat dukung mendukung. 

Walaupun sebagian teman-teman pengurus dan aktivis kemudian ikut bahkan ada yang jadi tim kampanye resmi, dan sebagainya terhadap mereka PBNU pemberlakukan kewajiban cuti dalam kepengurusan,” pungkasnya

Exit mobile version