Ade Armando Lempar Skenario Ahok Bersekutu dengan Anies di Pilpres 2024, Mungkinkah?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH –  Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan pernah terlibat persaingan sengit di Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Namun Ahok dan disebut punya potensi besekutu dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024.

ADVERTISEMENTS

 

Skenario Ahok bersekutu dengan Anies diungkap politikus Partai Solidaritas Indonesia PSI Ade Armando.

ADVERTISEMENTS

Ade menilai persekutuan Ahok dengan Anies sangat mungkin terjadi untuk melawan pasangan Prabowo Gibran. 

ADVERTISEMENTS

 

“Mungkinkah Ahok akan bersekutu dengan Anies Baswedan dalam pilpres 2024? Pertanyaan ini diajukan karena itu sangat mungkin terjadi,” ucapnya dalam video yang diunggah di akun X miliknya, @adearmando61, Selasa, 30 Januari 2024. 

ADVERTISEMENTS

 

Ade menjelaskan elektabilitas kubu pasangan Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud yang diusung PDI Perjuangan menurut berbagai lembaga survei tertinggal jauh dari Prabowo Gibran. 

ADVERTISEMENTS

Elektabilitas Prabowo Gibran di angka 46 persen sampai 47 persen. Sedangkan Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud sekitar 24 persen sampai 25 persen. 

ADVERTISEMENTS

 

“Kalau sampai tanggal 14 Februari nanti suara Prabowo tidak sampai 50% + 1 maka akan ada 2 putaran pemilihan presiden,” jelasnya. 

 

Dia menyebut saat ini elit Politik dari kubu Anies dan Ganjar sudah turun gunung berkampanye untuk mendongkrak elektabilitas paslon masing-masing. 

 

Baca Juga:

Kutip Alquran, Mahfud MD Sebut Banyak Orang Salah Pilih Jalan karena Tersandera Hukum

 

“Saat ini para pimpinan parpol seperti Ibu Megawati dan Surya Paloh sudah ikut turun kampanye. Tujuannya jelas agar dukungan terhadap dua jagoan mereka dalam dua pekan terakhir ini akan terus meningkat,” ungkapnya.

 

“Mungkin mereka tahu bahwa mereka tak bisa mengejar suara Prabowo tapi setidaknya akan bisa mencegah jangan sampai Prabowo menang satu putaran,” bebernya.

 

Menurut Ade yang menjadi pertanyaan adalah arah dukungan jika salah satu dari Ganjar dan Anies tidak lolos ke putaran kedua. 

“Kalau Ganjar yang lolos apakah kubu Anies akan dukung Ganjar. Dan sebalikanya kalau Anis lolos, Apakah kubu Ganjar yang akan dukung Anies?” tuturnya. 

 

Potensi bersatunya Ahok dengan Anies menjadi relevan dalam situasi tersebut. Saat ini Ahok merupakan kader PDI Perjuangan. 

 

Ahok sendiri pernah terlibat persaingan sengit dengan Anies saat Pilgub DKI Jakarta. 

“Di sinilah letak pertanyaan soal Ahok menjadi relevan. Ahok adalah kader PDIP yang dulu pernah dizalimi oleh kubu Anies pada 2017. Akibat tekanan kubu pendukung Anies, Ahok kalah dalam Pilgub DKI. Bahkan harus masuk penjara,” papar Ade. 

 

Jika Anies yang melenggang ke putaran kedua bersama Prabowo Gibran, maka patut dinantikan arah dukungan PDI Perjuangan.  

 

Ade melihat PDI Perjuangan dengan kubu pendukung Anies berada di jalur yang berbeda. Namun menurutnya tidak menutup kemungkinan PDIP memberi suara kepada Anies Muhaimin di putaran kedua. 

 

“Kini bila Anies menang, bisakah Ahok mengambil keputusan untuk mendukung kubu yang dulu menzaliminya? PDIP dan kubu Islam pengusung Anies berada di dua ujung spektrum yang berbeda. Namun saat ini dengan merujuk pada kemenangan Anies di Jakarta 7 tahun yang lalu, tetap terbuka kemungkinan bagi mereka untuk bergabung untuk meraih kekuasaan,” tandas akademisi ini.

 

Jika itu terjadi maka Ahok berada di dua pilihan yakni tegak lurus dengan PDI Perjuangan mendukung Anies atau menentukan sikapnya sendiri. 

 

“Dan kalau itu benar terjadi Ahok harus menentukan sikap,” tutup Ade.***

Exit mobile version