BANDA ACEH – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa partai yang dia pimpin telah melewati masa huru-hara atau konflik internal yang mengganggu konsolidasi sehingga memengaruhi perolehan suara dan kursi dalam beberapa pemilu sebelumnya.
Karena alasan itu, kata Airlangga dalam wawancara khusus dengan The Interview di Jakarta pada Jumat, 10 Juni 2022, Golkar siap memenangi pemilu tahun 2024 dengan perolehan suara yang meyakinkan, yakni 20 persen suara nasional.
Airlangga mengakui partainya memang menetapkan target meraih suara nasional sebesar 20 persen dalam pemilu 2024. Target itu, baginya, bukan rencana yang berlebihan atau muluk-muluk melainkan realistis.
“[pada pemilu] tahun 2004, Golkar pernah 20 persen. Artinya, ini pernah dicapai oleh Golkar, dan ini bukan target yang berlebih-lebihan,” ujarnya, berargumentasi bahwa target itu memilik dasar yang kuat. Ditambah lagi hasil pilkada serentak pada 2021 karena, dia mengklaim, Golkar memenangi 60 persen kontestasi politik tingkat daerah se-Indonesia itu.
Dia menepis pandangan pesimistis bahwa perolehan suara Golkar tak akan lebih baik pada pemilu 2024 karena, berdasarkan tren dari pemilu ke pemilu sejak tahun 2004, perolehan suara dan kursi Golkar terus melorot. Dia berdalih, “tergantung situasinya”.
“Karena periode kemarin adalah periode gogoro (goro-goro; huru-hura; keributan; konflik internal): ada dua Golkar, terus banyak kader yang punya masalah hukum, atau masalah hukumnya dipermasalahkan. Jadi situasinya periode gogoro,” ujarnya.
“Kalau periode gogoro-nya selesai,” katanya mengacu pada periode sekarang saat dia memimpin, “Golkar akan tentu lebih baik”.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu juga berterus terang tak sependapat ketika diajukan argumen bahwa kecil kemungkinannya Golkar dapat memenangi pemilu 2024 karena partai penguasa sekarang PDIP. Dia menjelaskan, pemilu merupakan kontestasi lima tahunan, menyerupai ajang olah raga SEA Games yang berganti-ganti tuan rumah.
“Sama seperti SEA Games kan: apakah karena sekarang [tuan rumahnya] di Vietnam, maka Indonesia menjadi tidak punya ambisi, kan tidak,” katanya.
“Kalau ambisi kan harus terus didorong. Target harus terus dikejar. Untuk itu butuh pembinaan dan optimisme. Dalam setiap kontestasi, Golkar selalu nomor satu atau nomor dua. Kalau sudah nomor dua, targetnya nomor satu. Dalam setiap pertandingan, peluang itu selalu ada,” tambahnya.