BANDA ACEH – Akademisi dari Universitas Brawijaya Andy Fefta Wijaya menilai sosok Menteri BUMN Erick Thohir bisa menjadi tokoh penentu kemenangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Calon Presiden yang dipasangkan dengan Erick Thohir mampu meningkatkan elektabilitas,” katanya dikutip dari ANTARA di Jakarta, Minggu (12/6/2022).
Andy menilai hasil survei Poltracking Indonesia yang membuat simulasi Prabowo Subianto berhadapan dengan Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto melawan Anies Baswedan menunjukkan Menteri Pertahanan tersebut masih lebih unggul dibandingkan calon lainnya.
Namun, ketika capres tersebut dipasangkan dengan tokoh lain yang menjadi calon wakil presiden (cawapres), maka Ganjar Pranowo lebih unggul dari Prabowo Subianto.
Artinya, jelas dia, tokoh pendamping capres juga memegang peran penting untuk meningkatkan elektabilitas. Dari survei itu, capres yang dipasangkan dengan Erick Thohir mampu meningkatkan elektabilitas.
Simulasi yang dibuat Poltracking Indonesia menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo-Erick Thohir merupakan yang tertinggi di antara calon pasangan lainnya, yakni 27,6 persen. Sedangkan simulasi calon pasangan Prabowo Subianto-Puan hanya meraih 20,7 persen.
Hasil survei Poltracking Indonesia juga menyebutkan faktor cawapres sangat menentukan kemenangan di Pilpres 2024. Elektabilitas Erick Thohir saat ini mencapai 12,4 persen. Bahkan, jika Prabowo Subianto disandingkan dengan Erick Thohir maka elektabilitas pasangan ini mencapai 22,5 persen.
Menurutnya, survei elektabilitas yang dibuat oleh berbagai lembaga survei politik masih dapat berubah hingga menjelang Pilpres 2024. Sehingga, hasil yang dibuat oleh seluruh lembaga survei masih menjadi fenomena keinginan masyarakat jika Pilpres dilakukan saat ini.
Ia mengatakan para tokoh yang akan maju di Pilpres 2024 jangan puas dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei karena elektabilitas tersebut mudah berubah. Agar elektabilitas terus meningkat, para tokoh yang akan maju harus menunjukkan kinerja terbaiknya kepada masyarakat.
“Terlebih lagi tokoh yang digadang-gadang menjadi capres, misalnya Ganjar dan Anies serta cawapres seperti Erick Thohir yang bukan merupakan pemilik partai,” kata dia.
Menurut Andy, kemungkinan besar pemimpin partai akan mengajukan namanya sendiri untuk maju di Pilpres 2024. Sehingga, tokoh yang tidak atau bukan pimpinan partai bisa saja tak mendapatkan tiket untuk maju di Pilpres 2024.
“Bisa juga para pemilik partai akan bernegosiasi dengan para tokoh yang berpotensi menang di Pilpres 2024,” katanya.