BANDA ACEH – Sejumlah korban erupsi Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dilaporkan menderita gangguan pencernaan hingga buang air besar (BAB) bercampur darah akibat asupan menu makanan tak seimbang selama berada di tempat pengungsian., dikutip dari ANTARA.
Kondisi tersebut diungkapkan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) VIII Manado Laksamana TNI Nouldy J Tangka dalam rapat koordinasi Penanganan Bencana Erupsi Gunung Ruang bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti secara daring dari Jakarta, Kamis (2/5).
“Kami melihat banyak korban dari Tagulandang yang mengalaminya hingga BAB berdarah,” kata dia.
Menurutnya, para pengungsi kekurangan asupan makanan mengandung serat seperti sayur dan buah-buahan segar. Itu menjadi salah satu hal yang mempengaruhi gangguan pencernaan.
Laporan dari petugas TNI di lapangan mengungkapkan bahwa selama dua pekan diberlakukan masa tanggap darurat menu makan dari dapur umum berupa nasi, mie intan dan telur ayam.
Kondisi tersebut, kata dia, turut berkontribusi membuat tak sedikit korban yang sakit harus dievakuasi oleh personel TNI untuk mendapat penanganan medis salah satunya ke daerah Bitung.
“Selain memasok air mineral menggunakan KRI Kakap, kami juga telah berusaha membantu menyalurkan sayuran tapi sayang jumlah yang ada memang terbatas,” ujarnya.
Dengan demikian, Nouldy mengharapkan untuk dapat segera menindaklanjuti kebutuhan pasokan makanan seimbang lengkap dengan sayur dan buah-buahan tersebut sehingga kondisi kesehatan para korban tetap terjaga.
Merespons kondisi tersebut maka Kepala BNPB Suharyanto yang memimpin rapat koordinasi memastikan semua kebutuhan pokok bagi para korban dan petugas gabungan terpenuhi termasuk makanan berupa sayur dan buah selama masa tanggap darurat.
BNPB pun telah menyiapkan tim untuk mendapatkan sayur dan buah sekaligus armada kapal untuk mengangkut bahan makanan tersebut ke setiap tempat pengungsian selama pesawat udara masih belum bisa beroperasi.
Untuk diketahui, Pulau Tagulandang merupakan salah satu daerah selain Pulau Ruang yang paling terdampak rentetan erupsi Gunung Ruang pada 17 April dan 30 April 2024.
BNPB mencatat total ada sebanyak 12 ribu warga dari 13 kampung di Tagulandang yang harus dievakuasi ke tempat pengungsian di luar pulau tersebut. Hal demikian dikarenakan karena jarak pemukiman warga Tagulandang dengan puncak gunung api ini terpaut kurang dari 10 kilometer.
Evakuasi warga secara menyeluruh tersebut dilakukan sebagaimana rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) supaya warga setempat terhindar dari dampak lontaran material yang dimuntahkan bila sewaktu-waktu erupsi kembali terjadi.