BANDA ACEH – Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Fatia Maulidiyanti menyinggung akun media sosial Kaskus Fufufafa, yang belakangan dikaitkan dengan Gibran Rakabuming Raka. Ia menegaskan, rekam jejak digital tidak bisa terbantahkan terkait sifat asli dari putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Pasalnya dalam akun Fufufafa banyak menuliskan sindiran, khususnya kepada Prabowo Subianto. Sindiran itu banyak dinilai sebagai bentuk penghinaan.
“Kasihan capres yg anaknya designer ho**,” tulis akun Fufufafa yang di-screenshot netizen.
“Kalau lihat rekam jejaknya kan abadi ya. Jadi, sebenarnya aduh mau ngomong kasar nggak boleh lah ya. Tapi ya kurang pintar saja menurut saya, karena dia bisnis martabak dan pisang saja nggak bisa, apalagi kalau misalnya kerjaannya dikasih sama bapaknya,” kata Fatiah dalam diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (12/9) malam.
Fatiah mengungkapkan bahwa guyonan yang terdapat di media sosial merupakan sifat asli. Namun, sikap dan tindakan saat ini hanya sebuah pencitraan yang dibangun melalui konsultan Politik.
“Jadi guyonan-guyonan dulu yang disampaikan di media sosial itu adalah cerminan asli mereka seperti apa, dan yang mereka lakukan sekarang untuk mengubah image adalah sebuah gimik politik yang ada konsultannya, ada bayarannya,” ungkap Fatiah.
Mantan Koordinator KontraS itu menyebut, dulu Gibran belum diproyeksikan menjadi pemimpin negara.
“Kalau dulu kan mereka belum diproyeksikan untuk sebetulnya menjadi salah satu rezim ini,” ujar Fatiah.
Fatiah pun menyinggung video putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep yang kini menjabat Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dalam video yang viral di media sosial, kata Fatiah, Kaesang sempat menertawakan pihak-pihak yang meminta kerjaan ke orang tuanya.
“Ya ada juga kan video Kaesang, masa kerjaan minta ayahnya, ndeso. Itu enak banget kalau dilihat. Itu yang paling telak dan itu yang jelas membuktikan bahwa manusia itu bisa berubah dan perubahannya karena haus kekuasaan tadi. Itu terjadi di anak-anaknya Jokowi,” pungkas Fatiah