BANDA ACEH.CO – Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, menyoroti aksi demonstrasi mahasiswa yang akan digelar hari ini, Senin (11/4). Melalui pernyataannya yang disiarkan channel Youtube Amien Rais Official yang diunggah 10 April, ia meminta Presiden Jokowi dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berhenti ‘melucu’.
Amien mengatakan, Indonesia saat ini diawasi dunia internasional karena menjadi tuan rumah Presidensi G20 di Bali. Sehingga perkembangan politik Indonesia pasti sedang diperhatikan oleh anggota G20.
“Tidak bisa lagi Anda berdua melucu seolah-olah Indonesia sedang oke-oke saja. Misalnya rezim Anda berhasil menghentikan kehancuran hutan, berhasil menegakkan keadilan dan kesetaraan sosial bagi rakyat, juga melucu mengatakan berhasil memberantas korupsi sambil melemahkan KPK, juga berhasil menegakkan HAM dan pernyataan lucu lainnya,” ungkap Amien.
Mantan Ketua MPR ini juga menyebut perkembangan kondisi dan situasi politik Indonesia semakin eksklusif. Hal ini terlihat dari gerakan rakyat dan mahasiswa yang mulai turun ke jalan untuk mengkritisi sejumlah isu, mulai dari kenaikan harga pokok, wacana presiden 3 periode, dan penundaan Pemilu 2024.
“Di kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, Solo, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Serang, Palembang, Padang, Medan, Makassar, dan lain-lain, ratusan dan ribuan mahasiswa mulai turun ke jalan. Anda berdua harus ingat bahwa anda berdua mungkin mampu mengecoh sebagian rakyat Indonesia, tetapi mustahil anda dapat mengecoh dunia internasional,” ungkapnya.
Dengan status Indonesia yang menjadi tuan rumah Presidensi G20, Amien kembali mengingatkan mata internasional sedang tertuju pada perkembangan situasi politik dalam negeri. Apalagi media internasional pasti akan meliput demo ini.
“Pasti akan diliput oleh Al Jazeera, BBC, CNN Indonesia, CNN internasional, belum lagi wartawan The New York Times, Guardian, dan puluhan koran asing lainnya yang dipastikan akan melaporkan unjuk rasa itu secara kurang lebih objektif,” ujarnya.
Ia juga menyebut rezim Jokowi sedang mengalami erosi kepercayaan yang sangat cepat. Sehingga dengan berbagai isu yang tengah berkembang, sudah pasti mahasiswa akan turun ke jalan.
“Enough is enough. Ini kita saksikan semua rezim otoritarian pada akhirnya akan digilas oleh kekuatan rakyatnya sendiri. Mungkin namanya people power atau apa pun namanya. Dan kekuatan mahasiswa menjadi kekuatan moral sekaligus kekuatan politik yang positif,” pungkasnya.