Jumat, 15/11/2024 - 11:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

ANAK Milenial Hanya Beri Nilai Cukup untuk Kinerja Jokowi dan Kurang Tegas Ambil Putusan

– Partisipasi politi pada Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 cenderung tinggi.

Anak milenial juga menilai kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo paling tinggi Cukup.

Presiden Jokowi dinilai memiliki kelemahan, terutama terkait ketegasan dalam bersikap atau membuat keputusan.

Demikian hasil riset Marketing Research & Analytics Team  dan Litbang Kompas  mengenai kiprah anak muda dalam bidang politik.

Pada survei yang dilakukan pada 5 Januari – 9 Februari 2022 lalu, diketahui angka partisipasi publik cenderung tinggi untuk Pemilu 2024 nanti. 

Hanya sebagian kecil saja yang masih menimbang untuk mencoblos, yakni sebesar 10,7 persen dan yang tidak ingin ikut mencoblos sebanyak 2,6 persen.

Nilai Kinerja Jokowi Hanya Cukup

Selain itu, responden juga berpendapat bahwa kinerja Presiden Joko Widodo sudah cukup bagus.

Meski begitu, terdapat beberapa hal yang menjadi keluhan, yakni dari sisi ketegasannya. 

Metode dalam penelitian ini adalah multi-stage Random Sampling (kuota random sampling berdasarkan database panel Litbang Kompas + Snowball untuk beberapa dapil dalam upaya memenuhi kuota sampel).

Total responden terdapat 3.224 responden berusia 17- 40 tahun yang tersebar di 80 dapil. 

Survei menggunakan telepon dan sampel dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan secara acak sederhana dari responden panel Litbang Kompas untuk setiap dapil di Indonesia. 

Proses pembobotan pada dapil, usia, dan gender dilakukan agar karakteristik sampel menyerupai populasi penduduk Indonesia. 

Metode ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ±1.79 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meski demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

Berikut hasil penelitian Marketing Research & Analytics Team dan Litbang Kompas kepada anak muda terkait kinerja presiden jokowi: 

1. Kinerja cukup bagus: 22 persen

2. Merakyat: 11 persen

3. Kurang tegas: 6 persen

4. Peduli pembangunan: 5 persen

5. Kinerja kurang bagus: 5 persen

6. Bagus, tapi: 5 persen

7. Personality cukup baik: 4 persen

8. Ramah: 4 persen

9. Tegas: 3 persen

10. Sederhana: 3 persen

11. Peduli: 3 persen

Survei Litbang Kompas terkait kepemimpinan nasional

Sebelumnya, Litbang Kompas juga merilis survei mengenai Kepemimpinan Nasional.

Dalam survei tersebut menunjukkan, sejumlah elite partai politik memperoleh elektabilitas yang beragam.

Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melesat jauh dibandingkan Ketua DPR RI Puan Maharani. Ganjar memperoleh 20,5 persen, sementara Puan hanya 0,6 persen.

Para responden diberikan pertanyaan ‘jika pemilu diselenggarakan pada saat survei dilakukan, siapa yang akan dipilih?’.

Ganjar pun mendapat suara 20,5 persen menyaingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan 26,5 persen yang menduduki posisi teratas. Sedangkan Ganjar berada diatas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang memperoleh 14,2 persen.

Elektabilitas Ganjar juga merangkak naik, mulai dari 7,3 persen pada April 2021, 13,9 persen pada Oktober 2021, dan 20,5 persen pada Januari 2022.

Tingginya elektabilitas tiga tokoh tersebut menciptakan jarak yang cukup jauh dengan nama-nama lainnya yang turut masuk bursa pilpres.

Diantaranya Ketua DPR RI, Puan Maharani harus puas di urutan terakhir dari 13 tokoh yang dipilih masyarakat dengan suara 0,6 persen. Jauh jika dibandingkan Menkopolhukam RI, Mahfud MD dengan 1,1 persen.

Lalu nama-nama lain juga dipilih masyarakat seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Panglima TNI Andika Perkasa, Mensos RI Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Kemudian, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Menparekraf RI Sandiaga Uno.

Sementara itu, ada 4,1 persen responden yang menjawab tokoh lainnya dan 11,8 persen responden menjawab tidak ada, tidak tahu, atau rahasia.

Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden pada 17-30 Januari 2022 silam.

Para responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi.

1 2

Reaksi & Komentar

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا ۖ قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُم بِهِ إِيمَانُكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ البقرة [93] Listen
And [recall] when We took your covenant and raised over you the mount, [saying], "Take what We have given you with determination and listen." They said [instead], "We hear and disobey." And their hearts absorbed [the worship of] the calf because of their disbelief. Say, "How wretched is that which your faith enjoins upon you, if you should be believers." Al-Baqarah ( The Cow ) [93] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi