Capres 01 menggelar kampanye akbar di Bantul, DIY. Anies dalam orasinya menyebut, Indonesia tak boleh dikuasai oleh satu keluarga saja.
“Kita merasakan selama ini bagaimana negeri ini berada di persimpangan jalan, betul? Kita tidak ingin negara ini diatur seperti keluarga,” kata Anies di Lapangan Jambidan, Bantul, Selasa (23/1).
“Ini bukan negeri milik seseorang, ini bukan negeri milik satu keluarga. Ini adalah negeri milik seluruh rakyat Indonesia,” imbuhnya.
Entah Anies menyindir siapa, tak ada yang disebut. Apakah Jokowi yang anak sulungnya, Gibran, menjadi cawapres bergandengan dengan Ketum Gerindra Prabowo?
Anies kemudian menyinggung soal negara kekuasaan yang tidak boleh muncul di negeri ini.
“Kita ingin mempertahankan jangan sampai jadi negara kekuasaan. Ini bedanya, nih, di negara hukum penguasa diatur oleh hukum. Di negara kekuasaan, penguasa mengatur hukum,” kata mantan gubernur Jakarta ini.
Anies menyebut, hukum sebagai panglima justru digunakan penguasa tak semestinya. Semua demi kepentingan mereka.
“Kita tidak ingin menjadi negara kekuasaan di mana hukum ditekak-tekuk sesuai kepentingan penguasa,” ujarnya.
“Hukum diubah-ubah sesuai dengan pemegang kekuasaan, betul? Dan kemudian pratik-praktik pelanggaran dibiarkan,” tutur Anies.
Kampanye ini menurut Anies tidak hanya dihadiri oleh kader partai pengusung dan pendukung. Terdapat beberapa kelompok masyarakat yang hadir sambil membawa bendera berlogo Ka’bah yang identik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mereka ikut menyatakan dukungan kepada Anies.
Awalnya, Anies sedang mengabsen kehadiran kader partai pengusung dan partai pendukung yang hadir.
“Kita sebut urut abjad yaa, huruf abjad yaa, NasDem, PKB, PKS, Ummat,” kata Anies yang diikuti oleh peserta yang hadir. Dari absen ini terkuak ada atribut PPP.