Anies Ngaku Rutin Komunikasi ke Menko Luhut, Ini Topik Pembicaraannya

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH -Pengakuan mengejutkan disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia mengaku rutin berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang juga selaku Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan.

Namun demikian, topik pembicaraannya bukan soal politik praktis. Melainkan soal kemunculan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.

ADVERTISEMENTS

Komunikasi dilakukan Anies lantaran masyarakat kian khawatir jelang dilaksanakan hari raya Iduladha atau hari raya kurban.

ADVERTISEMENTS

“Saya komunikasi rutin dengan penanggung jawab Jawa-Bali, yaitu Pak Luhut Binsar Pandjaitan, sehingga kita komunikasi terus mereview setiap perkembangan,” kata Anies usai melaksanakan salat Iduladha di Jakarta International Stadium (JIS) pada Minggu (10/7).

ADVERTISEMENTS

“Kita biasa telpon-telponan, kirim WhatsApp dan catatan data dan rapat koordinasi terus dilakukan jadi insyaallah kondisi terpantau,” sambung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu seperti diberitakan Kantor Berita RMOL Jakarta.

ADVERTISEMENTS

Langkah antisipasi juga dilakukan Anies dengan menerjunkan Petugas Pemeriksa Kesehatan Hewan dan Daging Kurban menjelang Iduladha 1443 H.

ADVERTISEMENTS

Para petugas terdiri dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, petugas dari Sudan KPKP tiap wilayah, serta kolaborasi dari berbagai pihak lainnya.

ADVERTISEMENTS

Para petugas ini bertugas untuk memastikan pengendalian dan penanggulangan penyakit mulut dan kuku di Jakarta berjalan dengan baik.

Meliputi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), pemeriksaan dan pengobatan di sentra ternak/penampungan hewan kurban, rapat koordinasi lintas sektoral, pengawasan lalu lintas hewan di lokasi check point Kalimalang dan sosialisasi melalui infografis.

Para tenaga pemeriksa kesehatan hewan yang bertugas akan memastikan benar-benar agar hewan yang terjangkit PMK tidak terdistribusi sebagai hewan kurban. 

Exit mobile version