Jumat, 15/11/2024 - 13:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

AS Beri Sanksi Batalyon Netzah Yehuda Israel, Apa Saja Aksi Sadisnya?

BANDA ACEH – Unit tentara Netzah Yehuda kembali menjadi sorotan ketika Amerika Serikat (AS) mengumumkan Minggu (20/4/2024) akan memberikan sanksi kepada unit tentara Israel tersebut atas penyiksaan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Siapakah unit tentara Netzah Yehuda ini dan apa saja aksi sadisnya?Setelah pembunuhan seorang lansia Palestina-Amerika pada tahun 2022, unit tentara Netzah Yehuda Israel kembali menjadi sorotan ketika AS berencana untuk memberikan sanksi kepada unit tentara tersebut.

Sanksi dari AS akan melarang batalion tersebut menerima segala bentuk pelatihan dan bantuan militer dari pemerintahan Joe Biden ini. Ini menandai pertama kalinya AS, yang secara historis memberikan dukungan Politik dan militer hampir tak terbatas kepada Israel, menghukum unit tentara Israel.

Sanksi tersebut diberikan atas pelecehan dan penyiksaan yang dilakukan Netzah Yehuda terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, berdasarkan insiden yang terjadi sebelum perang tanpa pandang bulu Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina sejak Oktober.

Departemen Luar Negeri AS dilaporkan mulai menyelidiki batalion tersebut pada akhir 2022, setelah banyak tentara dari unit ini diketahui terlibat dalam insiden kekerasan terhadap warga Palestina. Pada 2022 saja, sekitar 146 warga Palestina terbunuh di Tepi Barat, jumlah tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Sementara sejak perang Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh sekitar 485 warga Palestina di wilayah pendudukan.

Salah satu pembunuhan paling menonjol yang menjadi tanggung jawab kelompok ini adalah pembunuhan terhadap Omar Assad, warga Palestina-Amerika berusia 78 tahun, pada tahun 2022. Assad meninggal karena serangan jantung pada bulan Januari tahun itu setelah dia ditahan dan diborgol serta disumpal dalam cuaca dingin yang membekukan oleh tentara dari batalion Netzah Yehuda.

Serangan terhadap Assad mendapat perhatian media yang signifikan, dan Departemen Luar Negeri AS pada saat itu meminta dilakukannya “investigasi kriminal menyeluruh”. Setelah awalnya menyangkal adanya hubungan antara kematian Assad dan tindakan batalion tersebut, Israel kemudian memecat dua perwira dari jabatan mereka.

Apa itu Netzah Yehuda?

Mengutip The New Arab (TNA) Netzah Yehuda, yang berarti ‘Yudea abadi’, dibentuk sebagai unit militer pada 1999 dengan tujuan mendorong pria Haredi ultra-ortodoks untuk mendaftar menjadi tentara.

Unit ini memungkinkan tentara untuk mengabdi tanpa mengorbankan keyakinan mereka. Prajurit tidak harus berinteraksi dengan pasukan wanita seperti halnya prajurit lainnya dan diberi lebih banyak waktu untuk belajar agama dan berdoa. Namun batalion tersebut, yang kadang-kadang disebut sebagai “batalion Haredi”, juga mencakup pemukim ekstremis dan terutama ditempatkan di Tepi Barat yang diduduki.

Pada tahun 2005, mereka menjadi bagian dari unit kontraterorisme yang baru dibentuk yang disebut Brigade Kfir. Brigade ini digambarkan oleh tentara Israel sebagai garis depan perang melawan terorisme Palestina. Haaretz menggambarkan batalion tersebut semacam milisi independen yang tidak mematuhi peraturan tentara dan menyatakan bahwa beberapa anggotanya tinggal di pos-pos pemukiman yang tidak sah.

Kekerasan dan Penyiksaan terhadap Warga Palestina

Unit tersebut baru-baru ini juga bertugas di Gaza. Ada banyak laporan tentang brigade yang melakukan serangan kekerasan terhadap warga Palestina. Beberapa contoh penting termasuk seorang anggota brigade yang menembak seorang warga Palestina tidak bersenjata selama protes di Silwad. Tentara unit ini juga menyiksa tahanan Palestina dengan menggunakan sengatan listrik.

Ini adalah salah satu dari banyak insiden, beberapa di antaranya terekam dalam video, di mana tentara unit tersebut menganiaya tahanan Palestina. Pada tahun 2018, pasukan dari brigade tersebut terlibat dalam perkelahian fisik dengan polisi perbatasan Israel, setelah polisi perbatasan menangkap pemukim karena melempar batu.

Belakangan pada tahun itu, tentara dari unit tersebut menangkap seorang ayah dan anak karena diduga membantu seorang penyerang yang membunuh dua tentara. Para prajurit menutup mata dan memukuli mereka, memaksa anak laki-laki tersebut untuk menyaksikan mereka menyerang ayahnya.

1 2

Reaksi & Komentar

فَمَنْ خَافَ مِن مُّوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ البقرة [182] Listen
But if one fears from the bequeather [some] error or sin and corrects that which is between them, there is no sin upon him. Indeed, Allah is Forgiving and Merciful. Al-Baqarah ( The Cow ) [182] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi