Sabtu, 16/11/2024 - 11:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Bacakan Puisi Banteng yang Terluka, Komarudin: Jangan Jadi Pengecut Apalagi Pengkhianat

BANDA ACEH -Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun menerima obor api abadi Mrapen di lokasi Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (23/5). Obor itu diserahkan langsung oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto yang dibawa berlari dari Kemayoran, Jakarta Pusat.

 

Setelah penyerahan obor api abadi Mrapen, Komarudin kemudian lantas membacakan puisi berjudul ‘Banteng yang Terluka’. Dalam puisi itu, Komarudin meminta kepada kader PDI perjuangan untuk tidak menjadi pengecut atau pengkhianat.

 

Komarudin juga meminta kepada semua kader partai berlambang kepala banteng moncong putih untuk setia kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

 

Sementara itu, Hasto menyebut obor api abadi Mrapen dibawa langsung dari Grobogan, Jawa Tengah. Ia mengungkapkan, obor itu dibawa dengan cara berlari secara bergantian.

 

“Menempuh lebih dari 500 kilometer, melalui 20 kantor PDI Perjuangan, semua dengan satu tekad yang sama, sebagaimana disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, bahwa PDI Perjuangan terus menggelorakan api perjuangan, menggelorakan semangat juang, menggelorakan suatu tekad bagi Indonesia Raya kita,” ucap Hasto.

 

Hasto mengutarakan, obor abadi Mrapen yang dibawa dengan cara berlari memiliki sejumlah makna. Salah satunya, agar setiap kader mampu mengalahkan egonya sendiri.

 

“Karena lari ini bukan hanya menyehatkan jiwa dan raga kita, dengan lari kita bisa belajar, bahwa seorang harus mengalahkan dirinya sendiri, mengalahkan terhadap ambisi kekuasaan, mengalahkan terhadap berbagai godaan gemerlapnya kekuasaan dan berlari ini kita berdikari karena kita tidak mungkin meminjam kaki orang lain. Tetapi kita menggunakan kaki kita dengan semangat kita saudara-saudara sekalian,” pungkasnya.

 

Berikut puisi yang dibacakan Komarudin Watubun

 

Banteng yang terluka

 

Meskipun anak panah menembus sekujur tubuhku, 

 

Tetapi jeritan kesakitan ini, menyatukan jiwa dan ragaku untuk tetap berjuang, 

 

Bagaikan Obor Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam ini, 

 

Hai banteng-banteng yang gagah perkasa, 

 

Dari Merauke sampai ke Sabang, 

 

Dari Pulau Rote sampai ke Mangas, 

 

Jangan jadi pengecut apalagi pengkhianat 

 

Satukan barisan di bawah komando Megawati Soekarnoputri

 

Satyam Eva Jayate

Kebenaran Pasti Akan Menang

 

Kalibata, 23 Mei 2024

Komarudin Watubun


Reaksi & Komentar

الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ ۖ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ ۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَأْخُذُوا مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا إِلَّا أَن يَخَافَا أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا ۚ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ البقرة [229] Listen
Divorce is twice. Then, either keep [her] in an acceptable manner or release [her] with good treatment. And it is not lawful for you to take anything of what you have given them unless both fear that they will not be able to keep [within] the limits of Allah. But if you fear that they will not keep [within] the limits of Allah, then there is no blame upon either of them concerning that by which she ransoms herself. These are the limits of Allah, so do not transgress them. And whoever transgresses the limits of Allah - it is those who are the wrongdoers. Al-Baqarah ( The Cow ) [229] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi