BANDA ACEH – Israel gencar membombardir lingkungan Tel al-Hawa sejak Senin (8/7/2024).
Pejuang Palestina tentunya tidak tinggal diam.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam membalas serangan Israel dengan meledakkan alat peledak antipersonel buatan lokal yang disebut Ra’diya, dikutip dari Al-Mayadeen.
Bom buatan Al-Qassam ini berhasil membuat 6 tentara yang berpatroli di wilayah barat daya Tel al-Hawa tewas.
Tidak hanya itu, Al-Qassam juga mengerahkan alat pedelak di daerah Shalehat, sebelah barat Tel Al-Hawa untuk meledakkan sebuah jip militer Israel.
Jip militer Israel lainnya juga terkena serangan peluru Yassin 105 milik Al-Qassam.
Di jalan yang berbeda, para pejuang Al-Qassam menggunakan penetrator yang dibentuk secara eksplosif (EFP) tipe Shawaz-3 untuk menyerang pengangkut personel lapis baja IDF dan buldoser D9 kelas militer Israel.
Tank Merkava 4 Israel yang sedang perjalanan ke poros Tel-Al Hawa juga berhasil diledakkan oleh Al-Qassam.
Tak hanya Al-Qassam, Brigade Al-Quds juga turut melancarkan operasi di poros Tel al-Hawa.
Perkumpulan pasukan IDF yang sedang maju ke arah Tel al-Hawa tewas terkena tembakan Brigade Al-Quds.
Dengan menggunakan persenjataan yang tepat dan beragam, sayap militer Gerakan Mujahidin Palestina, Brigade al-Mujahidin juga menyatakan telah berhasil memukul mundur pasukan pendudukan Israel yang mencoba maju di lingkungan Tel al-Hawa.
Dengan serangan gabungan dari para pejuang Palestina ini ternyata berhasil membuat IDF kewalahan.
Media Israel melaporkan 4 situasi kemanan sulit dihadapi oleh pasukan IDF di Tel Al-Hawa.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Israel juga mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan tetap melancarkan serangan mematikan hingga hari ini.
Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel.
Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
Serangan Israel juga membuat 88.000 warga Gaza terluka.
Sebagian wilayah Gaza hancur akibat serangan Israel selama sembilan bulan perang