Balas Sindiran Sekjen Gerindra, Politisi PKS: Kalau Bos Anda, Lupa Gak Sama Pendukungnya?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menyindir Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Tifatul menyindir pernyataan Ahmad Muzani yang menyebut ada pemimpin terkesan tidak tahu terima kasih terhadap sosok yang membesarkannya.

ADVERTISEMENTS

“Kalau bos Anda itu, lupa nggak sama pendukungnya yang udah babak belur berjuang,” ucap Tifatul sebagaimana dikutip HARIANACEH.co.id dari akun Twitter pribadinya @tifsembiring, Selasa (28/6/2022).

ADVERTISEMENTS

Tifatul kemudian menganalogikan fenomena itu dengan pribahasa “menepuk air di dulang terpercik muka sendiri”. Pribahasa ini memiliki makna bahwa apabila seseorang berbuat sesuatu yang jahat, maka perkara itu akan terkena kembali kepada kita sendiri.

ADVERTISEMENTS

“Bagai menepuk air di dulang,” ujar mantan Menkominfo itu.

ADVERTISEMENTS

Partai Gerindra dan PKS diketahui berkoalisi di Pilpres 2019, Kala itu mereka mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, koalisi itu bubar setelah kalah melawan petahana Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin.

ADVERTISEMENTS

Usai pesta demokrasi 2019, Partai Gerindra justru merapat ke koalisi pemerintah. Bahkan pasangan yang diusungnya mendapat jabatan di Kabinet Indonesia Maju.

ADVERTISEMENTS

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani tiba-tiba menyindir pemimpin yang terkesan tidak tahu terima kasih terhadap sosok yang membesarkannya.

Muzani tidak menyebut siapa orang yang disindirnya. Namun, pernyataan itu dibuat sebagai representasinya terhadap dunia perpolitikan nasional.

Menurut Muzani, tradisi politik tidak tahu terima kasih bukan adab dan akhlak yang baik. Sebab, dia menilai politik Indonesia kini justru memperlihatkan persaingan.

“Di Indonesia, jarang sekali politik kita yang menunjukkan berterima kasih terhadap orang yang telah membesarkannya. Dalam tradisi politik kita, terima kasih adalah suatu yang langka, jarang dijumpai sepertinya ini menjadi suatu hal yang mahal, ” kata Muzani dalam keterangannya Minggu (26/6/2022).[]

Exit mobile version