BANDA ACEH – Mengenang perjuangan Soekarno dan Soedirman memang tidak akan ada habisnya. Soekarno dan Soedirman adalah dua tokoh perjuangan kemerdekaan yang gagah dan pemberani dalam mempertahankan kedaulatan negara ini.
Soekarno dikenal sebagai sosok yang pandai berdiplomasi dengan pihak asing, sementara Soedirman adalah pribadi yang tidak bisa diajak kompromi dalam hal mengusir penjajah di negara ini.
Hal itu bisa dilihat dari perjuangan Jenderal Soedirman dalam memperjuangkan hingga mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Seperti pada tahun 1948 hingga 1949 Soedirman menjadi pelopor terjadinya perang gerilya melawan Belanda.
Pada saat pertempuran melawan Belanda, Soedirman dikabarkan sedang mengalami sakit yang cukup parah.
Hal itu selaras dengan apa yang disampaikan oleh Teguh Soedirman anak kandung sang Jenderal yang mengatakan jika ayahnya itu sampai memuntahkan darah ketika berperang melawan Belanda.
“Pada saat itu pak Parjo menceritakan pada saat juga ibu, bahwasanya Pak Dirman sampai muntah darah,” kata Teguh Soedirman, seperti dikutip Hops.ID dari kanal YouTube Perpustakaan Nasional RI, Selasa, 23 Januari 2024.
Meski kondisi kesehatan sedang menurun, namun jiwa nasionalisme Soedirman tetap menggelora.
Bahkan, saat mendengar adanya serangan udara ke Soedirman meminta pengawal untuk mengantarnya ke teras belang.
Dengan tujuan yaitu ingin memastikan serangan udara tersebut benar atau pun tidak.
“Tapi pada keesokan harinya pada tanggal 9 Desember 1948 pagi, itu beliau mendengar adanya serangan udara dan beliau tiba-tiba seperti mendapat kekuatan untuk minta diantar ke teras belakang rumah,” ujar anak Jenderal Soedirman itu.
Lalu, setelah itu Soedirman meminta pengawal untuk mengantarnya ke Gedung Agung supaya bisa menemui Soekarno.
Lalu pak Dirman minta diantar ke Gedung Agung untuk menjumpai presiden,” jelasnya.
Dalam hal ini, Soedirman ingin mengajak Soekarno untuk ikut dengannya melakukan perang gerilya dalam mengusir Belanda.
Namun, pada saat itu, Soekarno menolak karena ia khawatir akan tertangkap di Medan perempuan, karena Belanda memiliki persenjataan yang lengkap.
Setelah mengetahui ajakannya ditolak oleh Soekarno, Jenderal Soedirman lantas marah kepada presiden pertama Indonesia itu.
Kemarahan tersebut berlanjut hingga tahun 1949 saat berkahir perang gerilya dan Soedirman datang ke istana negara dengan selamat.
Pada saat itu, Soekarno mencoba untuk memeluk Soedirman agar amarah sang Jenderal kepadanya bisa diredam.
Soekarno pun dikabarkan meminta Frans Mendur untuk mengabdi momen mereka berdua.
“Soekarno meminta agar momen tadi diulang dan menyuruh Soedirman mendekat padanya,” kata pengisi suara kanal YouTube @PojokHistry, seperti dikutip Hops.ID, Selasa, 23 Januari 2024.
Hal itu disebabkan, momen berpelukan antara Soekarno dan Soedirman berlangsung dengan sangat cepat.***