BANDA ACEH – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan pemicu utama banjir bandang bercampur lahar dingin gunung yang melanda tiga kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pemicu utama bencana banjir bandang itu, yakni intensitas hujan yang sangat deras dan berdurasi panjang.
Berdasarkan analisa per tanggal 8 Mei 2024, lanjut Dwikorita, sudah ditemukan potensi hujan intensitas sedang hingga sangat deras dapat mengguyur wilayah Sumatera Barat.
“Potensi hujan yang demikian itu teramati dapat berlangsung secara lebih intensif oleh karena ada fenomena Sirkulasi Sinklonik, atau pembentukan awan dan belokan angin lokal,” kata Dwikorita dilansir dari Antara, Senin (13/5).
Dwikorita menambahkan bahwa tim Meteorologi BMKG pada hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana hidro-meteorologi, seperti banjir, longsor, dan seterusnya di Sumatera Barat.
Dalam peringatan dini tersebut, BMKG meminta masyarakat di Sumatera Barat, khususnya di daerah rawan bencana seperti pesisir, pegunungan, perbukitan waspada cuaca ekstrem mulai dari tanggal 9-12 Mei 2024.
“Dari rentetan ini puncaknya terjadi kemarin (Sabtu, 11/5) hujan berlangsung mulai dari sore hingga malam di atas 150/200 mm sehingga banjir bandang diikuti oleh lahar melanda Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang,” kata Dwikorita.
Terkait lahar gunung, ia pun menjelaskan, material tersebut berasal dari sisa erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian puncaknya, kemudian terbawa air hingga turut melanda tiga wilayah yang terdampak tersebut.
“Jadi bukan saat itu Gunung Marapi erupsi tapi karena memang hujannya sangat deras, yang bahkan masih akan berlangsung hingga tanggal 22 Mei 2024 atau setidaknya dalam tiga hari ke depan,” ujar Dwikorita.
Diketahui, korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan tanah longsor yang melanda empat wilayah di Sumatera Barat bertambah menjadi 37 orang.
Hal itu berdasarkan data dari BPBD setempat pada Minggu (12/5) malam.
Adapun empat wilayah yang terdampak bencana tersebut, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.
Rincian korban meninggal dunia akibat bencana tersebut, antara lain Kabupaten Agam 19 orang, Kabupaten Tanah Datar sembilan orang Kota Padang Panjang satu orang dan Kabupaten Padang Pariaman delapan orang. Sementara, korban yang masih dalam pencarian petugas gabungan, yakni berjumlah 18 orang. Rinciannya, Kabupaten Agam tiga orang, Kabupaten Tanah Datar 14 orang, dan Kota Padang Panjang satu orang