Jumat, 15/11/2024 - 10:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

BNPT: Rakyat Aceh Jangan Mudah Terjebak Hoax

Salah satu cara yang mudah ditempuh adalah memiliki nalar kritis, meragukan setiap informasi sampai dengan terkonfirmasi dan sumber yang terpercaya. Hal ini penting dalam mereduksi penyebaran paham radikal terorisme.

Perlu disadari adanya transformasi kelompok teror, jika dahulu menggunakan cara-cara konvensional, maka sekarang melalui saluran digital, khususnya media sosial, seperti WhatsApp, Telegram, Youtube, dan lainnya.

“Intinya jangan langsung mudah percaya dengan segala informasi, karena diantara tsunami informasi itu bisa jadi ada hoax, konon hoax diproduksi oleh orang pintar tapi jahat, tapi kemudian disebarkan oleh orang baik tapi naif,” kata Teuku Fauzansyah pada acara Kenali Diri dan Lingkungan Sendiri (Kenduri) Desa Damai yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh di Gampong Suka Tani, Permukiman Jalin, Kecamatan Kota Jantho, Aceh Besar, Kamis, 30 Mei 2024.

Lebih lanjut disampaikan strategi itu dipakai oleh kelompok radikal terorisme untuk membentuk opini dan dukungan publik. Fauzan meneruskan bahwa semburan kebohongan itu biasanya memiliki ciri pesan berantai, sistematis, dan masif.

“Konon lagi semburan kebohongan itu apabila dilakukan terus menerus bisa jadi akan dianggap sebagai kebenaran, mesti diwaspadai dengan literasi,” ujar Fauzan.

Disampaikan pula ada anak tangga terorisme itu berawal dari intoleransi dan radikalisme. Terorisme tidak muncul tiba-tiba tanpa didahului proses radikalisasi. Belum tentu intoleran dan radikalisme itu pasti akan jadi terorisme, akan tetapi bila dibalik, terorisme itu dipastikan berawal dari intoleransi dan radikalisme.

“Pencegahan terbaik sedari hulu, jangan sampai seseorang menjadi radikal, lebih baik lagi jangan sampai orang menjadi jadi intoleran,” ujar Fauzan.

Kegiatan program Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri (KENDURI) selain menghadirkan Teuku Fauzansyah, hadir kuga Praktisi Film dan Akademisi Dyah Kusumawati, dan Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Aceh Besar Sofian.

Hadir pula Bendahara FKPT Aceh Dedy Adrian, Kabid Hukum, Media Massa & Humas Wiratmadinata, Mantan narapina terorisme Surya dan Aulia, serta 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat dan perangkat Gampong. []


Reaksi & Komentar

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَن يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَىٰ فِي خَرَابِهَا ۚ أُولَٰئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَن يَدْخُلُوهَا إِلَّا خَائِفِينَ ۚ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ البقرة [114] Listen
And who are more unjust than those who prevent the name of Allah from being mentioned in His mosques and strive toward their destruction. It is not for them to enter them except in fear. For them in this world is disgrace, and they will have in the Hereafter a great punishment. Al-Baqarah ( The Cow ) [114] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi