Bongkar Kecurangan Pilpres, Timnas AMIN dan TPN Ganjar-Mahfud Rapatkan Barisan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) mengakui sudah berkomunikasi dengan kubu Ganjar-Mahfud untuk mengungkap kecurangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Langkah ini bagian upaya merapatkan barisan kedua belah pihak pascapemungutan suara Rabu (14/2/2024)”Beberapa kali bertemu, nanti kami tindak lanjuti,” kata Ketua Tim Hukum Nasional AMIN Ari Yusuf Amir di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan pada Kamis (14/2/2024).

Ari menjelaskan, kerja sama ini dilakukan karena adanya kepentingan serupa antara dua kubu untuk menegakkan hukum dan menjaga demokrasi.

ADVERTISEMENTS

“Kita sambut baik, kita sambut baik,” ujar Ari menegaskan.

ADVERTISEMENTS

Disinggung apakah kerja sama ini akan berlanjut untuk melanjutkan  gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ari mengatakan, kedua pihak punya kedudukan hukum masing-masing, namun dia mengapresiasi kerja sama tersebut.

ADVERTISEMENTS

“Artinya kita punya kepentingan yang sama untuk kepentingan hukum dan demokrasi kita akan bersinergi,” ujar Ari menambahkan

ADVERTISEMENTS

Sebelumnya, Sekretaris PDI Perjuangan (PDIP) yang juga Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto mengungkapkan adanya komunikasi dengan Timnas AMIN terkait pembentukan tim khusus yang fokus mengumpulkan berbagai bukti kecurangan dalam Pilpres 2024.

ADVERTISEMENTS

“Kami berkomunikasi dengan tim 01 (untuk membentuk tim khusus),” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

ADVERTISEMENTS

Sementara terkait kecurangan, sebelumnya Ketua Tim Hukum Nasional AMIN Ari Yusuf Amir mengaku sudah mengantongi laporan-laporan mengenai  kecurangan sehari sebelum hari pencoblosan Pilpres 2024 yang berlangsung Rabu (14/2/2024). Sejauh ini, THN AMIN masih menerima laporan-laporan menyangkut kecurangan tersebut.

Dia menjelaskan, modus kecurangan berupa penggelembungan suara dilakukan secara masif di berbagai tempat. Saat ini, pihaknya sedang memverifikasi ribuan laporan dari Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Exit mobile version