Bukan Kanker Payudara, Ini Penyebab Meninggalnya Rima Melati

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Aktris senior Rima Melati meninggal dunia pada Kamis (23/6) pukul 15.14 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Santer dikabarkan meninggal dunia akibat kanker payudara yang diidap, pihak keluarga akhirnya memberi penjelasan terkait penyakit yang merenggut nyawa artis 82 tahun itu.

Aditya Tumbuan, putra dari Rima Melati membantah jika ibunya tersebut meninggal akibat kanker payudara. Ia menegaskan jika sang bunda sudah dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut dan berstatus sebagai cancer survival saat meninggal.

ADVERTISEMENTS

“Waktu iti sempat terkena cancer dan tumor, tapi dikatgorikan cancer survival,” kata Aditya Tumbuan di Rumah Duka Sentosa, Kamis (23/6) malam.

ADVERTISEMENTS

“Tapi Ini nggak ada kumat dari cancernya.  Kan beberapa orang mengatakan, ‘oh cancernya kumat ya?’. Jadi sebenernya bener-bener sudah bersih cancernya,” timpal Marisa, istri dari Aditya Tumbuan.

ADVERTISEMENTS

Lebih lanjut, Aditya Tumbuan pun membeberkan penyebab penurunan kesehatan Rima Melati sampai akhirnya meninggal. Hal itu bermula dari infeksi luka yang ada di belakang tubuh sang bunda sehingga menyebabkan beberapa organ vitalnya terganggu.

ADVERTISEMENTS

“Pertama kali masuk ibu Rima terkena infeksi dari luka bagian belakang, punggung belakang, infeksi tersebut membuat ibu demam tinggi, lalu kita bawa ke RS langsung ke icu disana dirawat kira-kira dua minggu. Ternyata ada infeksi lain yang istilahnya merambat dari infeksi pertama yaitu paru, parunya mulai kerendem air harus disedot, dari situ berturut turur menjalar ke ginjal,” ungkapnya.

ADVERTISEMENTS

“Menurut saya kalau kita rasa ginjal itu suatu hal yang emang kalau pasien itu sudah lama di rumah sakit, minum obat, lama-lama efeknya mungkin ke ginjal, dari situ ibu harus melakukan cuci darah,” sambungnya kemudian.

ADVERTISEMENTS

Sampai pada akhirnya kondisi Rima Melati terus menurun sampai akhirnya, Aditya Tumbuan mengaku sudah mengikhlaskan. Baginya, hal tersebut merupakan takdir terbaik dari Tuhan untuk ibunya itu.

“Saya harus tegar karena memang itu yang ibu saya mau, kita semua harus mengikhkaskan, harus tegar dan saya, khususnya saya dan istri percaya kehidupan yang di sana jauh lebih baik daripada di sini dan Tuhan lebih sayang ibu daripada ketika masih di sini. Dengan nama baiknya, ibu Insyaallah diterima di tempat terbaik,” pungkasnya.

Sumber: Tabloidbintang

Exit mobile version