Jumat, 15/11/2024 - 08:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Buntut Kasus Hina Islam, Gubernur-DPRA Tolak Kedatangan Dubes India di Aceh

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menolak kedatangan Duta Besar (Dubes) India untuk Indonesia Manoj Kumar Bharti.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Dubes India untuk Indonesia dan Timor Leste ini dijadwalkan bakal melakukan sejumlah pertemuan terkait investasi di Banda Aceh.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Nova mengatakan telah memerintahkan dinas teknis dan staf khusus untuk menghentikan sejumlah pertemuan atau kegiatan dengan Dubes India itu.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Saya sudah minta Dinas Teknis & staff khusus untuk mengakhiri kegiatan Dubes India di Banda Aceh,” kata Nova dikutip HARIANACEH.co.id dari akun twitter resminya, Kamis (9/6/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Nova menyebutkan, sikap itu diambil sebagai bentuk protes usai dua politisi partai berkuasa India Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal, dianggap menghina Nabi Muhammad dan Islam.

Berita Lainnya:
Kompol Yasir Dinobatkan sebagai Asesor Terbaik Polda Aceh Tahun 2024
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Lebih lanjut, Nova menambahkan, Aceh sebagai wilayah yang menerapkan syariat islam tentu sangat keberatan dengan pernyataan dua politisi India itu.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam, kita keberatan sekali terhadap pernyataan 2 orang politisi India dari partai penguasanya yang menghina Islam & Nabi Muhammad SAW,” ujar Nova.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRA, Safaruddin, yang mendukung sikap Gubernur Nova yang meminta Dubes India “angkat kaki” dari Banda Aceh.

“Kita dukung dan apresiasi (Gubernur Aceh) dengan sikap itu. Kita juga mengutuk mereka yang menjadikan agama sebagai alat berpolitik,” ujar Safaruddin di Banda Aceh, Rabu (8/6/2022) kemarin.

Berita Lainnya:
Amerika Serikat Gelar Pameran Bantu Aceh saat Tsunami, Yuk Kunjungi!

Safaruddin menegaskan, sikap yang ditujukan politisi India telah memancing amarah umat Islam di dunia, termasuk masyarakat Aceh.

Belakangan ini, kata Safaruddin, politisi India yang beragama Hindu kerap menjadikan identitas agama lain dalam memprovokasi rakyatnya.

Karena itu, politikus Partai Gerindra ini meminta Dubes India untuk Indonesia meminta maaf kepada umat Islam di Indonesia atas prilaku politisi mereka.

“Kita juga meminta dunia internasional bersikap, khususnya pimpinan negara muslim atas kasus ini. Kita tidak sudi agama dan Nabi kita dihina,” tegasnya. [Adv]


Reaksi & Komentar

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ البقرة [197] Listen
Hajj is [during] well-known months, so whoever has made Hajj obligatory upon himself therein [by entering the state of ihram], there is [to be for him] no sexual relations and no disobedience and no disputing during Hajj. And whatever good you do - Allah knows it. And take provisions, but indeed, the best provision is fear of Allah. And fear Me, O you of understanding. Al-Baqarah ( The Cow ) [197] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi