Senin, 18/11/2024 - 19:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Burhanuddin Muhtadi: 33 Persen Pemilih pada Pemilu 2014 dan 2019 Terima Politik Uang

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Sebanyak 33 persen atau sekitar 63 juta pemilih di Pemilu 2014 dan 2019 mengaku menerima uang (money politics/Politik uang). Angka itu merupakan terbesar se-dunia.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Data itu diungkapkan Guru Besar Bidang Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Burhanuddin Muhtadi, pada diskusi yang diselenggarakan Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita, bertajuk “Election for Sale: Praktik Politik Uang dalam Pemilu”, secara virtual, Minggu malam (10/12).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Burhanudin mengatakan, lewat penelitiannya, terungkap, pada Pemilu 2014 dan 2019, sebanyak 33 persen atau 1 dari 3 pemilih pernah ditawari uang atau barang, dalam rangka mempengaruhi pilihan responden di jelang pemilu.

Berita Lainnya:
Prabowo Harus Atensi Agenda Terselubung ‘Geng IPDN’ di Pilgub Sumut 2024
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Nah, 33 persen seperti apa sih. Kalau di 2014 itu ada 187 juta pemilih, berarti kurang lebih 62 juta pemilih yang pernah menerima uang di 2014. Dan di 2019, jumlah pemilihnya naik jadi 192 juta, nah 33 persen artinya 63,5 juta. Di Pemilu terakhir itu pernah ditawari politik uang,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Jika di banding negara lain, kata dia, Indonesia berada di nomor tiga dari sisi relatif 33 persen. Sedangkan dari sisi absolute atau angka 63,5 juta pemilih, Indonesia merupakan negara dengan korban paling besar se-dunia dalam hal politik uang.

Berita Lainnya:
Prof. Connie: Keterkaitan Fufufafa dengan Gibran tidak boleh diabaikan, bisa mempengaruhi stabilitas politik
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Jadi, 63,5 juta yang ditawari politik uang. Dan 2 kali lipat lebih dibanding rata-rata dunia yang hanya 14,2 persen yang menerima politik uang, secara global,” rincinya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Berdasar penelitian yang dilakukan selama 13 bulan itu, kata Burhanuddin lagi, dirinya menemukan, praktik politik uang merupakan suatu hal yang tabu. Tapi ada tokoh masyarakat yang menganggap politik uang diperbolehkan.

“Jadi, kalau kita masuk dalam gelanggang kompetisi elektoral, tanpa melakukan itu, pasti kalah. Lha wong yang melakukan aja belum tentu menang, apalagi tidak. Bahasa-bahasa seperti itu sering saya dengar, termasuk di kalangan pemilih,” pungkasnya.


Reaksi & Komentar

وَلَا تَقُولُوا لِمَن يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ البقرة [154] Listen
And do not say about those who are killed in the way of Allah, "They are dead." Rather, they are alive, but you perceive [it] not. Al-Baqarah ( The Cow ) [154] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi