Sabtu, 16/11/2024 - 11:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Cak Imin Sebut Pemerintah Sudah Puluhan Tahun Mengabaikan Masalah Para Petani

BANDA ACEH -Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut masalah para petani di Indonesia telah puluhan tahun diabaikan oleh pemerintah. Hal itu disampaikannya usai mendengar keluhan para petani saat kampanye sekaligus panen raya di desa Sumerejo, Madiun, Jawa Timur.

“Jadi, kita semua menyaksikan bahwa persoalan petani sudah puluhan tahun dibiarkan dan diabaikan. Kita tidak boleh lagi membiarkan dam mengabaikan pembiaran yang dilakukan pemerintah,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (30/12).

 

Ia mengatakan, masalah-masalah yang terus dibiarkan oleh pemerintah adalah persoalan ketersediaan pupuk hingga kurangnya solar untuk petani. “Pupuk, solar, harga yang murah dari hasil panen, irigasi, semua selalu terulang-ulang puluhan tahun dan pemerintah membiarkan seolah tidak terjadi masalah apa-apa. Saatnya tidak ada jalan lain, lakukan perubahan,” tegasnya.

 

 

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berjanji semua masalah tersebut akan diurus jika dia dan Anies terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Ia memastikan akan menghentikan impor saat dalam negeri sedang masa panen raya.

 

“Kita siap untuk mengurangi impor sekecil-kecilnya dan memberikan petani harga sebaik-baiknya. AMIN 2024 ingin menang dalam rangka menyelamatkan nasib pangan kita, menyelamatkan nasib petani kita supaya untung, supaya punya tabungan, dan supaya bisnis petani menarik lagi buat kaum muda,” tandasnya.


Reaksi & Komentar

قُلْ إِن كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْآخِرَةُ عِندَ اللَّهِ خَالِصَةً مِّن دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ البقرة [94] Listen
Say, [O Muhammad], "If the home of the Hereafter with Allah is for you alone and not the [other] people, then wish for death, if you should be truthful. Al-Baqarah ( The Cow ) [94] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi