Sabtu, 16/11/2024 - 15:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Cak Imin Sindir Sarkas Warga Bekasi, Pengamat: Jangan Singgung Kondisi Masyarakat

Politik-dari-universitas-al-azhar-ujang-komarudin_375_211.jpg” width=”640″/>BANDA ACEH – Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyinggung perekonomian warga Bekasi yang masih sulit. Sementara itu, tidak sedikit dibangun pusat perbelanjaan di wilayah ini. 

 Sindiran sarkas itu kemudian direspon Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin. 

Ia menilai tidak seharusnya Muhaimin Iskandar mengeluarkan pernyataan yang berpotensi menyinggung warga yang notebene nanti bakal jadi pemilihnya. Ujang menilai pernyataan Cak Imin itu kurang pas dan oke. 

“Saya sebagai pengamat politik mengatakan kurang pas saja, kurang sreg saja, kurang oke saja, ketika harus menyerempet masyarakat,” kata Ujang kepada wartawan, Selasa (19/12/2023). 

Ujang menyarankan, Cak Imin sebaiknya tidak membuat pernyaataan yang menyinggung kondisi masyarakat.

 “Semestinya pernyataannya tidak menyerempet dan menyinggung masyarakat,” lanjutnya lagi. Ia pun menyerahkan kepada warga Bekasi untuk menilai pernyataan Cak Imin itu lebih lanjut.  

“Biar nanti warga bekasi yang mengomentari Cak Imin,” tutur Ujang. Sebelumnya, Cak Imin  menyinggung perekonomian warga Bekasi yang masih sulit. Sementara itu, tidak sedikit dibangun pusat perbelanjaan di wilayah ini. 

“Jangan kayak orang Bekasi, di sini malnya banyak megah-megah, tapi cuma lihat sambil muter. Jalan-jalan ke mal muter saja, terus anaknya bilang, ‘Cuma lihat-lihat dong, Bu?’ Lah iya, orang dompetnya kempis,” kata Cak Imin berkelakar. 

Ia menilai, jika ingin Indonesia menjadi negara maju maka harus terlebih dahulu menyejahterakan rakyatnya. Muhaimin mengatakan, hal ini bisa terjadi jika kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah memastikan rakyat tidak terbeban oleh biaya hidup.


Reaksi & Komentar

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّا آتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ البقرة [233] Listen
Mothers may breastfeed their children two complete years for whoever wishes to complete the nursing [period]. Upon the father is the mothers' provision and their clothing according to what is acceptable. No person is charged with more than his capacity. No mother should be harmed through her child, and no father through his child. And upon the [father's] heir is [a duty] like that [of the father]. And if they both desire weaning through mutual consent from both of them and consultation, there is no blame upon either of them. And if you wish to have your children nursed by a substitute, there is no blame upon you as long as you give payment according to what is acceptable. And fear Allah and know that Allah is Seeing of what you do. Al-Baqarah ( The Cow ) [233] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi